Skip to main content

Office Story - Finance Department



"Mbak, rembers bon donk mbak, gak punya duit buat makan" aku merayu mbak Ratih Finance sambil mengedip-ngedipkan mata dan nyengir imut
"Mana bonnya?" Tanya mbak Ratih dingin.
Aku menyodorkan bkk yg sdh ditandatangani Mr. Kiem pada mbak Ratih.
"Ini bukan bon donk Nayla, ini bekaka"
"Ah kan sama-sama minta diganti duit mbak" aku cengengesan.
"Abis makan siang ini bisanya"
"Lho kenapa mbak?"
"Mana diangkat telpon Mr Kiem waktu makan siang gini" Jawab Mbak Ratna mulai naik darah sepertinya.
"Kenapa nelpon Mr Kiem mbak?" Aku belum ngeh juga.
"Konfirmasi Nayla" mbak Ratih dongkol.
"Yaaloo mbak, itu kan ada tandatangannya Mr Kiem, ga percaya amat sih mbak, aku ga mungkin malsuin tanda tangan seribet itu mbak" pintaku memelas.
Mbak Ratih narik napas panjang.
"Prosedur Nayla, aku mau makan dulu jam 2an nanti kamu kesini lagi"
Sial banget nih hari ini. Mana duit tinggal goceng. Rasanya pengen ku acak2 rambut Mbak Ratih yg dismoothing itu biar kusut. Kok ada orang kaya gitu,tega banget dengan aku yang cantik dan ramah ini. Prosedur sih prosedur, tapi bisa ditolerir donk mbak.
Akupun melangkah gontai ke kubikelku.
“Kenapa muke lu kusut gitu nyong? Tanya Anty yang super kepo.
“Gak ada duit buat makan nyet” jawabku sekenanya.
“Bukannya lu rembers bon makan lu sama mbak Ratih?”
“Ceritanya panjang dan gue laper, kalo mau traktir gue makan atau paling gak ngasih pinjem duit buat makan gue certain”
“hahaha… yaelaah kasihan amat sih lu, yuk makan gado-gado didepan gue yang bayarin”
“Nah gitu donk, kan gue happy” Muka ku langsung berubah sumringah.
“huuu… dasar gentian ye”
“Ntar kalo dapet bonus gue traktir lu sepuluh mangkok bakwan malang deh”
“Ah ogah, maunya gue ditraktir sushi” Anty mengerling jenaka.
“ihh… gue kan ga doyan” akupun merajuk.
Ah… Si kepo itu memang selalu bisa jadi Ibu Peri untuk Cinderella seperti aku ini :’) *blushing

Comments

Popular posts from this blog

Berbagi Pengalaman : Patah Tulang Lengan Atas Part 2

Bagi yang belum baca part 1, bisa klik link ini http://nuergic.blogspot.co.id/2016/06/berbagi-pengalaman-patah-tulang-lengan.html                                                       Perpindahanku ke rumah sakit yang penuh drama saat itu karena aku seorang yang ngotot untuk pindah ke RS. Teman-teman dekat & teman kerja semua menyarankan untuk menunggu hari selasa saat perban tanganku diganti. Tapi waktu itu aku udah ketakutan setengah mati, vonis satu bulan hanya tiduran saja membuatku takut setengah mati. 

Dancing Under The Rain

source : google Ku pandangi wajahnya yang terlelap, aku terhanyut dalam lamunan. Ku belai rambutnya kemudian dia menggeliat. “Pelor, bangun woy” kusembunyikan rasa gugupku pada teriakku. Dia hanya menggeliat kemudian menarik selimutnya menutupi kepala.

Secangkir Kenangan #2

Courtesy ShutterStock.com “Aku besok mau ke Jogja” Jawabku singkat. Ku lempar pandanganku ke jendela. Tanganku sibuk mengaduk-aduk minuman di depanku. “Sudah malam, kamu aku antar pulang ya” Pria di depanku masih saja berkata lemah-lembut meski ku acuhkan sejak kami bertemu di cafĂ© ini. Aku menggeleng. “Aku masih pengen disini” “Perlu aku temenin?” “Gak, kamu pulang duluan aja, rumahku kan dekat sini” “Kamu hati-hati ya, jangan pulang larut” Ku lemparkan senyum menenangkan agar dia segera beranjak meninggalkanku. Sebelum pergi pria itu merunduk lalu mengecup keningku singkat. Ku tenggelamkan wajahku pada kedua telapak tanganku. Seharusnya aku tak pernah membiarkan dia memasuki hidupku. Aku telah melukai perasaannya dengan tidak bisa membalas perasaannya. Seharusnya aku memberitahunya, bahwa hati ku telah lama ikut mati bersama kepergian Damar dan aku tak bisa mencintai pria manapun lagi. ---