Skip to main content

Posts

Showing posts from 2013

Bahagia untuk Kita

Entah sudah berapa lama aku berjalan, setengah jam, satu jam, atau telah lebih dari dua jam? Aku benar-benar tak peduli. Kaki ku hanya ingin berjalan. Sejauh yang ia mampu. Semakin jauh semakin ia mampu mengurangi denyut luka dalam hatiku. Pernahkah kalian merasa terlalu sedih hingga tak bisa menangis? Terlalu lelah untuk beristirahat? 

You Can (not) Leave Me

source : wallpoper.com Rengkuhanmu mulai melonggar dan benar-benar terlepas kini. Aku takut. Rupanya kau telah menyerah dan memutuskan untuk pergi. Angin dingin menerpa kulitku. Aku bergidik. Aku cemas.  Ingin ku teriakkan kata-kata rayuan hingga kau mau tetap tinggal dan terus memelukku.  Tapi... Kau harus tau, aku tak ingin mencoba menghalangi kebahagiaanmu...

Get Well Soon, Pinkypire!!

Bumi terus berputar. Hidup terus berjalan. Tak bisa dihentikan, ataupun diulang. Setiap harinya kita selalu menemui sesuatu yang berbeda. Kadang ditemukan keapesan, menemukan keberuntungan, disapa kesedihan maupun disentuh kebahagiaan. Waktu mengajari kita untuk bangkit ketika jatuh, merelakan yang seharusnya pergi. Kita selalu berhasil move on dari hari kemarin, bukan? Pernah kah kamu berharap seorang ilmuan canggih bisa menemukan mesin waktu?

Sebuah Rumah...

Semua orang pasti memiliki sebuah rumah, tempat di mana dia ingin pulang, tempat yang membuatnya nyaman dan mampu membuatnya terlelap. Tak melulu sebuah bangunan dengan beberapa kamar, tapi rumah bisa berarti sesuatu yang membuatmu rindu untuk pulang, merasakan peluknya menghangatkan tubuhmu yang kedinginan. Aku memiliki sebuah rumah, jauh, sangat jauh dari Ibu kota tempatku memperjuangkan nasib. Perlu 17 jam paling cepat bila dijangkau lewat jalur darat untuk pulang. Empat tahun aku meninggalkannya, dia semakin menua.

Sebuah Prologue

Ehem.. *benerin jilbab*  Selamat datang kembali di blog yang sebulan lebih mati suri. mungkin ada yang menunggu saya posting kembali atau mungkin ada yang tidak sadar blog ini sudah lebih dari sebulan tak berbagi cerita lagi. Jadi ceritanya gini, saya lagi bikin Self Project buat nulis novel. Ini sedikit saya bagi prolognya. Mohon commentnya ya :)  Terima kasih.  -0o0- Ku pejamkan mata untuk benar-benar merasakan   rasa pahitnya menyebar diseluruh indera pencecapku. Sudah cangkir kedua dan rasanya masih sama. Pahit. Inderaku bahkan tak mencecap rasa manis sedikitpun. Spend all your time waiting For that second chance For a break that would make it okay There’s always some reason To feel not good enough And it’s hard at the end of the day I need some distraction Oh beautiful release Memories seep from my veins Let me be empty and weightless And maybe I’ll find some peace tonigh Sebuah lagu yang dinyanyikan oleh Sarah McLachlan mengalun lembut

Cerita dari dalam Kamar #4

Cerita dari dalam kamar #4 Pinkypire Pinkypire adalah nama yang ku berikan kepada notebook acer berwarna peach yang ku beli dengan bonus pertama ku pada semester awal kuliah. Walaupun aku sadar dia memiliki sebuah dead pixel saat aku membawanya pulang ke rumah. Aku tak mengembalikannya. Entah lah aku sudah merasa memiliki ikatan dengannya. Mungkin aku terlalu perasa pada benda-benda mati disekitarku. Pinkypire adalah teman curhat pengganti buku diary ku. Segala sesuatu yang aku rasakan dan ingin aku tumpahkan selalu ditampung Pinkypre dengan suka cita. Dia tak pernah mengeluh, dia selalu mendengar tanpa pernah sekalipun menyela. Semoga Pinkypire juga awet, dan tak cepat bosan padaku.

Cerita dari dalam Kamar #3

Cerita dari dalam kamar #3 Teddy Bear Ungu, Vio namanya.   Ku beli beberapa tahun silam di kota tua sepulang jalan-jalan dari kebun raya bogor bersama teman-temanku. Aku begitu overprotective padanya saat awal-awal kami bersama. Bila temanku tak sengaja menindihnya, aku akan berteriak memperingatkan mereka. Hanya aku yang boleh memeluk vio-ku. Vio terasa pas dalam pelukku. Terdengar kekanak-kanakan tapi begitulah adanya. Tapi semakin lama, semakin banyak debu yang menempel pada bulu lembut vio. Aku pun mulai menjauhinya. Tak pernah lagi memeluknya saat tidur. Dan aku pun tak lagi berteriak bila ada yang sengaja menjadikannya bantal. Aku bosan padanya. Aku mulai jahat padanya. Vio pun kini berkumpul dengan teman-temannya yang lain di sudut kamar. Semoga dia tidak kesepian. Semoga dia tidak kedinginan di kala malam.

Cerita dari dalam Kamar #2

Cerita dari dalam kamar #2 Bantal Jujur aku orang yang suka sekali tidur. Di metromini yang berisik saja aku bisa tertidur pulas. Tak ayal jika aku pernah kehilangan smartphone ku dalam lowongnya metromini. Entah karena dicopet, atau terjatuh saat aku tertidur. Sebagai orang yang punya hobi tidur, tentu saja aku menyukai bantal. Selain dia membuatku nyaman saat tidur, dia juga bisa bertindak seperti gentleman yang menawarkan bahunya ketika aku ingin menangis. If everything doesn’t go right, go to your pillow. Sekian terima kasih.

Cerita dari dalam Kamar #1

Cerita dari dalam kamar #1 Smartphone Dia sudah menemaniku lebih dari setahun yang lalu. Sering terjatuh hingga organ-organ dalam tubuhnya berhamburan di lantai. Tapi selalu mampu hidup kembali. Setia menemaniku sampai saat tercanggung sekalipun. Iya, bila aku sedang dalam situasi bingung-ingin-melakukan-apa dia selalu menawarkan obat anti salting. Membuatku sibuk scrolling timeline membaca tweet-tweet pengalih perhatian. Smarthphone-ku juga bisa menjadi pacar yang baik, yang setia membangunkan tidur cantikku di pagi hari. Dia lah yang membangunkan ku untuk sahur selama bulan ramadhan ketika aku tak di rumah. Menggantikan peran ibu ku yang suka ‘cerewet’ membangunkanku yang seperti orang mati saat tidur. Semoga kamu awet ya, karena bisanya semua benda yang berada di tanganku selalu ingin kabur saja. Tak tahan denganku.