Skip to main content

Mencoba Positive Thinking



Hai-hai… teman-temanku para Jombloers. Bagi jomblo merana diluar sana jangan sedih deh gara-gara jomblo apalagi yang abis ditinggal pacar. Jomblo itu asyik lagi. Buat yang gak percaya sama gue terserah sih nggak apa-apa dan yang percaya sama gue dijamin musyrik.hahaha…
Gue udah ahli banget jadi jomblo dan gue happy sumpah. Walaupun kadang gue ditinggal malam mingguan sama temen-temen sekamar gue dan jadi sendirian dikamar. Sebenernya masih banyak yang jomblo dan ada diarea mess tapi aku kurang suka bergaul dan lebih senang berada dikamar sendiri. Entah itu cuma sekedar baca novel, nulis hal-hal galau yang nggak penting atau lagi ngerjain tugas yang gue tunda-tunda sehingga harus gue selesaikan malam itu juga karena besok paginya gue kuliah dan tugas harus dikumpulin. Rasanya lebih bisa berpikir kalo adrenalin mengalir begitu cepat. Alhasil aku kadang tidur jam 1 dan tak jarang tidur jam 3 pagi. Dan harus bangun kesiangan keesokan harinya. Terseok-seok ke kamar mandi karena mata masih merem. Baju kecantol handle pintulah, kaki nabrak sudut divan dan siksaan fisik lainnya sampai gue sampai dikamar mandi dengan memar-memar ditangan dan dikaki.
Cukup sabunan dan gosok gigi. 5 menit gue sudah keluar kamar mandi dengan mata sedikit terang. Melakukan pergerakan cepat, memasukkan buku-buku dan kertas-kertas tugas. Dan melesat menuruni lantai memutar yang dijamin bikin pusing kalau sampai bawah. Sampai gerbang luar aku lupa bawa handphone dan terpaksa naik tangga lagi dan turun lagi. Dijamin beratku langsung turun 5 ons.
Berdiri galau nunggu jemputan, eiitss… jangan salah ya, walaupun jomblo gue punya jemputan mobil, roda empat warna orange pintu 2, iyaahhh betul metromini, bahaha…
Dikampus terkantuk-kantuk sampai dicubitin temanku yang diduduk disebelah. Tapi abis semua mata kuliah terlewati dan kita berencana untuk jalan-jalan ke mall langsung melek deh mata. Buat jomblo jauh orang tua kaya gue gak akan ada yang bakalan nanya kek gini kalau pulang kuliah telat :  
“Pulang kuliah kemana?”
“Pulang jam berapa?”
“Sama siapa?”
Dan sederet pertanyaan yang bikin senewen lainnya. Karena jomblo kita jadi punya banyak waktu untuk teman-teman kita, buat diri sendiri juga nggak terbatas, dan terbebas dari dosa berpacaran.wakaka #jomblongeles
Kalau kesepian dan nggak punya temen sms-an bisa sms orang tua dan temen-temen lama sehingga tali silaturahmi dengan sahabat-sahabat kita tetap erat. Coba deh kalo punya pacar, pasti sederet sms semuanya dari pacar lu.
Buat jomblo kaya gue juga ga pernah tuh ngerasain kesepian, karena gue tau gue punya banyak teman yang senasib sepenanggungan.wakakaka…
Kalo malam minggu yang punya pacar, malam mingguan sama pacarnya, LDR telpon-telponan sama pacarnya, gue sebagai jomblo masih bisa have fun bareng temen-temen gue, kalo mereka malam mingguan gue bisa telponin nyokap gue trus ngobrol ngalor-ngidul. Gak kalah kan sama yang punya pacar dan LDR-an?
Itulah sekelumit kisah jombloer kaya gue yang mencoba untuk positive thinking. Karena bahagia selalu menaungi para jombolers kok. Buat apa punya pacar kalo masih ngerasa kesepian? dan Siapa bilang bahagia hanya milik orang yang punya pacar?
Have a nice day Jomloers :)

With love,
NuerGic

Comments

Popular posts from this blog

Berbagi Pengalaman : Patah Tulang Lengan Atas Part 2

Bagi yang belum baca part 1, bisa klik link ini http://nuergic.blogspot.co.id/2016/06/berbagi-pengalaman-patah-tulang-lengan.html                                                       Perpindahanku ke rumah sakit yang penuh drama saat itu karena aku seorang yang ngotot untuk pindah ke RS. Teman-teman dekat & teman kerja semua menyarankan untuk menunggu hari selasa saat perban tanganku diganti. Tapi waktu itu aku udah ketakutan setengah mati, vonis satu bulan hanya tiduran saja membuatku takut setengah mati. 

Dancing Under The Rain

source : google Ku pandangi wajahnya yang terlelap, aku terhanyut dalam lamunan. Ku belai rambutnya kemudian dia menggeliat. “Pelor, bangun woy” kusembunyikan rasa gugupku pada teriakku. Dia hanya menggeliat kemudian menarik selimutnya menutupi kepala.

Secangkir Kenangan #2

Courtesy ShutterStock.com “Aku besok mau ke Jogja” Jawabku singkat. Ku lempar pandanganku ke jendela. Tanganku sibuk mengaduk-aduk minuman di depanku. “Sudah malam, kamu aku antar pulang ya” Pria di depanku masih saja berkata lemah-lembut meski ku acuhkan sejak kami bertemu di café ini. Aku menggeleng. “Aku masih pengen disini” “Perlu aku temenin?” “Gak, kamu pulang duluan aja, rumahku kan dekat sini” “Kamu hati-hati ya, jangan pulang larut” Ku lemparkan senyum menenangkan agar dia segera beranjak meninggalkanku. Sebelum pergi pria itu merunduk lalu mengecup keningku singkat. Ku tenggelamkan wajahku pada kedua telapak tanganku. Seharusnya aku tak pernah membiarkan dia memasuki hidupku. Aku telah melukai perasaannya dengan tidak bisa membalas perasaannya. Seharusnya aku memberitahunya, bahwa hati ku telah lama ikut mati bersama kepergian Damar dan aku tak bisa mencintai pria manapun lagi. ---