Skip to main content

Posts

Showing posts from May, 2013

Perempuan dalam Mimpi [3]

Ku kerjapkan mata, untuk meyakinkan diriku sendiri dimana aku berpijak. Sekelilingku hanya pohon-pohon dan semak-semak. Aku pun tak dapat melihat langit karena tertutup rimbunnya daun pada ranting pohon yang menjulang tinggi. Sinar matahari menembus celah-celah dedaunan.  

Talking To The Moon

Bulan bulat sempurna. Mereka memanggilnya purnama. Seperti biasa, aku duduk diatas jendela kamarku. Aku tersenyum. Ku hirup aroma teh ku yang masih mengepul. “Apa kabar dia?” ku awali perbincangan malam ini. Ku dengar jawaban lirih, berbisik. Seolah ini adalah percakapan rahasia antara kami berdua. “Dia baik-baik saja, dia masih berusaha mencari, butuh waktu agak lama untuk mencapai tujuannya” Kusesap teh ku perlahan. Dia masih agak lama untuk sampai kesini. Mata-mataku sepertinya mengerti kekhawatiranku. “Tenanglah, kalau kau sanggup bertahan hingga kini. Agak lama yang ku maksud tak akan membuatmu kering menunggu” Aku meredam tawaku dalam sesapan teh keduaku. “Adakah yang lucu?” “Kau memang selalu mampu menghiburku” Gantian mata-mataku yang tersenyum. “Apakah dia pernah berbicara padamu juga?” “Tidak, aku tak akan bicara padanya. Aku mata-mata mu. Aku hanya berbicara padamu” “mereka tak membocorkan rahasia kita bukan?” ku lirik teman-temannya yang meny

Lagu Kenangan

Lagi, ku putar lagu kenanganku dan kamu dulu yang coba ku benci beberapa bulan belakangan ini. Hahh! aku marah pada hatiku. Masih ada bayangmu ketika alunan lagu tersebut tertangkap oleh indera pendengarku.  Tapi tunggu, ku tajamkan telingaku untuk bisa menangkap suara-suara bising yang coba ku abaikan selama ini.  "Hallooo...." Sapaku menggema dalam salah satu bilik hatiku.  "Halloooo...." Aku mengulanginya sekali lagi.  Masih tak ada jawaban. Sudut bibirku melengkung membentuk senyuman. Suara-suara yang selama ini selalu menggaungkan rasa cintaku padamu tinggal senyap. Ada nisan tak bernama yang ku ketahui sebagai tanda matinya rasa yang selama ini terabaikan.  Alunan lagu masih berputar. Bibirku menggumam, menyanyikan liriknya dalam diam sebagai tanda perayaan. 

Dear Bara

Dear Bara, Maukah ku buatkan secangkir teh dulu sebelum mulai membaca surat atau entah apa namanya yang ku tulis untuk bisa menarik perhatianmu? Baiklah, daripada menunggu jawabanmu lebih baik aku mulai menyeduh teh untuk kita berdua. Satu  untukmu dan satu untukku yang sedang berkhayal memandangimu mengeja tiap kata dalam surat ini. Oya Bara, berapa takaran gula yang menurutmu pas untuk secangkir teh? Emm… Sebelum kau menjawabnya biar aku yang memberitahumu takaran gula pada secangkir teh yang pas menurutku. Takaran gula dalam secangkir teh untukku selalu berubah-ubah tergantung siapa orang yang menikmatinya bersamaku. Karena kali ini aku sedang menikmatinya bersama dengan dirimu yang sedang membaca surat ini. Aku merasa tak perlu menambahkan gula sedikitpun, karena takut teh ku kemanisan Bara. Mengerti maksudku? Maaf, aku sedikit gombal kali ini. Oke, aku akan mulai fokus kali ini dan tak terlalu bertele-tele. Sehingga kau tak memutuskan berhenti membaca ditengah-tengah

Perempuan dalam Mimpi [Episode 2]

Ku langkahkan kaki lebar-lebar. Takut pria asing yang menyapaku di kafe mengejarku.  Sore ini aku sengaja duduk-duduk sendirian di kafe yang sering ku kunjungi bersama teman-teman kerjaku dulu. Tapi rupanya duduk-duduk di smoking area ternyata tak aman. Tiba-tiba saja pria asing mendatangiku dan berkata bahwa aku adalah gadis yang sering ditemui dimimpi-mimpinya. Bagaimana bisa seorang pria asing mengatakan hal absurd seperti itu kepadaku yang sedang kalut, jelas jika setelahnya aku kabur ketakutan meninggalkannya. Ku harap pria tersebut bukan pasien yang kabur dari rumah sakit jiwa.