Skip to main content

Aku dan Kau Tanpa Kita





Kutatap layar facebook ku. Kau tertera online disana. Rasanya seperti kembali ke masa lalu dimana kita belum kenal satu sama lain. Aneh dan canggung untuk menyapamu kali ini. Aku tak tahu kenapa rasanya kembali asing. kau dan aku seperti berjarak. Jarak yang lebih jauh dari sebelumnya.
Taukah kau aku jatuh cinta pertama kali pada fotomu ketika kau sedang memandang seorang anak berbaju putih-merah. Bahkan aku tak mengenalmu sama sekali waktu itu. Aku berpikir keras bagaimana caranya mengenalmu dan suatu hari ku beranikan diri menyapamu lewat facebook dan dengan tak tau malu meminta nomor hp mu. Darimu timbul semangat baru buatku, untuk lebih semangat menjalani kuliahku dan belajar lebih keras dari sebelumnya. Telah kukantongi nomor hapemu tapi tak ada alas an yang tepat buatku untuk menghubungimu. Jadi kubiarkan saja kontakmu tak terjamah. Tapi suatu hari aku mendapat alasan khusus untuk menghubungimu, hanya dirimu yang terpikirkan olehku untuk membantu menyelesaikan tugasku yang terpaksa harus diulang karena hanya mendapat nilai D.
Sejak saat itu mungkin kita bisa dibilang cukup dekat. Kita saling berbagi cerita dan taukah kau betapa senangnya hatiku ketika menerima smsmu? Hanya sebuah smsmu saja bisa merubah moodku sepanjang hari.  Apalagi telponmu dipagi itu, telpon pertamamu yang tertera unknown number diponselku. Kuangkat telpon darimu saat diriku belum sepenuhnya sadar karena masih menahan ngantuk. Ku kira kau salah satu client perusahaanku, aku panik belingsatan tak karuan, tapi kau tiba-tiba tertawa diujung sana dan aku baru sadar aku kena tipu olehmu, akupun ikut tertawa bersamamu.
Sejak saat itu aku tak pernah bangun siang lagi. Karena ku menunggu telpon darimu. Senang bila ternyata layar ponselku berkedip dan tertera namamu disana dan kecewa bila tak ada telpon darimu untuk memulai pagiku.
Kadang kita mengobrol ditengah malam saat aku terjaga dan susah untuk kembali memejamkan mata. Denganmu aku bisa berbagi cerita dan tak jarang tersipu-sipu karena omonganmu walaupun kau tak tau karena kau jauh disana.
Kita mulai saling membisikkan sayang tapi terlalu lirih hingga hampir tak terdengar. Berusaha  saling melupakan perasaan dan menyerah. Tapi rindu itu tak bisa ditahan. Bila kau tak menyapa sepanjang hari yang ku lakukan hanya membaca history percakapan kita diinstant messaging atau diakun facebookku. Berulang kali seperti itu. Suatu hari kau pernah menyatakan cinta, hatiku gembira tiada tara. Tapi tak tahu kenapa semenjak saat itu aku malah merasakan jarak antara kita. Semakin menjauh dan menjauh tiap harinya. Aku berusaha melupakan. Aku berusaha menahan rindu itu. Apalagi teman-temanku memintaku untuk melupakanmu dan jangan pernah menghubungimu lagi. Hatiku menentang permintaan mereka walaupun bibirku mengiyakan permintaan mereka.
Bagaimana bisa aku selalu merindukanmu padahal kau merindukan orang lain? Hatimu telah dimiliki gadis lain? Tak jarang aku mengumpat saat hatiku menyerukan namamu. Hanya untuk meluapkan kekesalanku karena begitu lemahnya hatiku yang tak bisa segera melupakanmu. Aku coba menghubungimu saat hatiku berteriak-teriak memanggilmu. Tapi nihil tak ada lagi jawaban darimu. Kau seperti benar-benar menghilang sekarang. Seperti semua kenangan singkat itu tak lagi berharga untukmu. Seperti tak pernah ada aku dalam hidupmu.
Baiklah akan kucoba tata hatiku kembali. Merapikan semua kenangan tentangmu dalam folder masa laluku dan menyimpannya rapat-rapat. Seperti tak pernah ada kau, tak pernah ada kita.Walaupun tak bisa dipungkiri rindu ini masih selalu menghampiriku. 

Comments

Popular posts from this blog

Berbagi Pengalaman : Patah Tulang Lengan Atas Part 2

Bagi yang belum baca part 1, bisa klik link ini http://nuergic.blogspot.co.id/2016/06/berbagi-pengalaman-patah-tulang-lengan.html                                                       Perpindahanku ke rumah sakit yang penuh drama saat itu karena aku seorang yang ngotot untuk pindah ke RS. Teman-teman dekat & teman kerja semua menyarankan untuk menunggu hari selasa saat perban tanganku diganti. Tapi waktu itu aku udah ketakutan setengah mati, vonis satu bulan hanya tiduran saja membuatku takut setengah mati. 

Dancing Under The Rain

source : google Ku pandangi wajahnya yang terlelap, aku terhanyut dalam lamunan. Ku belai rambutnya kemudian dia menggeliat. “Pelor, bangun woy” kusembunyikan rasa gugupku pada teriakku. Dia hanya menggeliat kemudian menarik selimutnya menutupi kepala.

Secangkir Kenangan #2

Courtesy ShutterStock.com “Aku besok mau ke Jogja” Jawabku singkat. Ku lempar pandanganku ke jendela. Tanganku sibuk mengaduk-aduk minuman di depanku. “Sudah malam, kamu aku antar pulang ya” Pria di depanku masih saja berkata lemah-lembut meski ku acuhkan sejak kami bertemu di cafĂ© ini. Aku menggeleng. “Aku masih pengen disini” “Perlu aku temenin?” “Gak, kamu pulang duluan aja, rumahku kan dekat sini” “Kamu hati-hati ya, jangan pulang larut” Ku lemparkan senyum menenangkan agar dia segera beranjak meninggalkanku. Sebelum pergi pria itu merunduk lalu mengecup keningku singkat. Ku tenggelamkan wajahku pada kedua telapak tanganku. Seharusnya aku tak pernah membiarkan dia memasuki hidupku. Aku telah melukai perasaannya dengan tidak bisa membalas perasaannya. Seharusnya aku memberitahunya, bahwa hati ku telah lama ikut mati bersama kepergian Damar dan aku tak bisa mencintai pria manapun lagi. ---