Sedikit banyak aku sudah menerima kedatangan Erwin dihidupku. Tapi bila mengingat Bapak entah kenapa rasa benci kepadanya rasanya tak pernah berkurang. Oke mungkin aku sudah cukup dewasa untuk tidak menghindar dan lari dari masalah seperti yang ku lakukan dulu. “Ibu senang lihat kamu dan Erwin rukun La” kata ibu ketika menemaniku sarapan “Dila udah dewasa Bu, seperti permintaan ibu, Dila hanya menjaga sikap aja sama dia” “Jadi, kamu belum mau dijodohkan sama Erwin?” Air muka ibu terlihat kecewa “Dila nggak suka sama Erwin bu, Dila ingin menikah dengan orang yang Dila cintai” “Cinta bisa tumbuh sejalan dengan berjalannya waktu Dila” Aku menggengam tangan ibu. “Biar Dila jalanin dulu ya Bu, Dila belum ingin menikah dan berpisah dengan ibu” Ibu membalas genggamanku dan tersenyum hangat. Akupun beranjak untuk memeluk Ibu.
A Journal for My Lousy Memory.