Aku akan sangat menyesal bila aku terbakar oleh perasaanku
sendiri. Api yang dengan sengaja ku sulut lewat pesan-pesan singkat yang ku
tulis untukmu. Dengan susah payah aku menahan diri supaya perasaan ini tidak
hadir. Tapi nyatanya aku kalah. Cubitan-cubitan rindu yang dulunya tak terasa
sekarang terasa pedih menyentuh hatiku.
Lagi-lagi aku gagal karena mengabaikan bisikan larangan
disekitarku. Aku benar-benar jatuh. Iya, aku telah jatuh dalam ruang gelap
sendiri. Meraba-raba dinding perasaan yang masih belum bisa dengan jelas ku
gambarkan.
Aku bukan seseorang yang dengan mudah memperlihatkan
perasaan. Aku selalu berhati-hati untuk urusan yang satu ini. Karena telah
banyak bekas cakaran luka yang membuat hatiku tak lagi utuh sempurna. Andai memang
kali ini aku tak harus menanggungnya sendiri karena tanganmu terulur membawakan redup cahaya lilin yang
menghangatkan hatiku. Tapi serasa ada yang salah. Karena ada seseorang yang
lebih memerlukannya daripadaku.
Aku masih kuat berdiri diatas luka ini. Aku biasa dengan
sepi ini. Aku masih mampu meraba kegelapan yang menenggelamkanku dalam
dinginnya rasa.
Aku masih mampu tanpa bahumu ketika aku perlu tempat
bersandar. Walaupun jalanku tak akan lengkap tanpamu tapi aku tahu, bukan aku,
orang yang berhak mendapatkan perhatian lebih darimu.
Tetaplah menjadi
cahaya untuknya. Aku disini masih bisa meraba gelap.
Comments
Post a Comment