Dear Bara, Maukah ku buatkan secangkir teh dulu sebelum mulai membaca surat atau entah apa namanya yang ku tulis untuk bisa menarik perhatianmu? Baiklah, daripada menunggu jawabanmu lebih baik aku mulai menyeduh teh untuk kita berdua. Satu untukmu dan satu untukku yang sedang berkhayal memandangimu mengeja tiap kata dalam surat ini. Oya Bara, berapa takaran gula yang menurutmu pas untuk secangkir teh? Emm… Sebelum kau menjawabnya biar aku yang memberitahumu takaran gula pada secangkir teh yang pas menurutku. Takaran gula dalam secangkir teh untukku selalu berubah-ubah tergantung siapa orang yang menikmatinya bersamaku. Karena kali ini aku sedang menikmatinya bersama dengan dirimu yang sedang membaca surat ini. Aku merasa tak perlu menambahkan gula sedikitpun, karena takut teh ku kemanisan Bara. Mengerti maksudku? Maaf, aku sedikit gombal kali ini. Oke, aku akan mulai fokus kali ini dan tak terlalu bertele-tele. Sehingga kau tak memutuskan berhenti membaca ditengah-tengah
A Journal for My Lousy Memory.