Aku tak ingin mengawali surat ini dengan menanyakan “bagaimana kabarmu?” karena bagiku pertanyaan itu terdengar sangat basa-basi mengingat pasang surut hubungan kita yang akhirnya menemukan titik akhirnya.
Adakah kata-kata yang tingkat
pedihnya mengalahkan pedihnya terluka karena kecewa? Karena yang kurasakan sekarang lebih dari sekedar rasa kecewa. Kecewa pada takdir yang
mempertemukan kita tapi kemudian dengan mudahnya mengharuskan kita berpisah. Padahal
ku temukan sejuta kesamaan dalam dirimu. Tapi aku tahu sejuta persamaan tak bisa
mengalahkan satu perbedaan yang merupakan jurang lebar yang mestinya kusadari
sejak awal.
Aku tak pernah menyesali
keberanianku untuk jatuh hati padamu walaupun dalam prosesnya aku menemukan
luka-luka baru yang mengoyak hatiku sehingga sekarang tak utuh lagi bentuknya.
Bagaimana bisa aku menyesalinya karena
dibalik luka itu tersimpan sejuta tawa dan kebahagiaan yang kurasakan lengkap
ketika bersamamu?
Walaupun kebersamaanku denganmu terbilang
singkat karena semakin lama kita semakin sadar jurang itu sudah tak bisa
dijembatani oleh apapun. Tapi kenangan yang memenuhi hatiku tak akan dengan
singkat bisa ku lupakan dan ku gantikan dengan yang lain begitu saja.
Tau kah kamu, malam-malamku masih
dihiasi dengan bayang wajahmu. Aku merasa tak utuh lagi karena ketika aku
bangun dipagi hari aku merasa separuh jiwaku kosong.Aku tak akan melihat
kembali senyum dan tawamu yang selama ini menghiasi hari-hariku. Tak ada lagi
genggaman tanganmu yang menghangatkan dinginnya musim hujan dan juga tak akan
pernah lagi kudengar suaramu yang selalu mendamaikan hatiku.
Kita saling mencintai, tapi kadang
cintapun tak pernah cukup untuk membuat sepasang kekasih bersatu. Aku dan
dirimu bagaikan bulan dan matahari. Sama-sama berada dilangit. Tapi tak kan pernah
bisa bertemu dan bersatu. Tapi kita sama-sama tahu Bulan memerlukan matahari
untuk memancarkan sinarnya bukan?
Mari jalani sisa hidup yang kita
punya dengan sebaik-baiknya sambil terus mengingat mimpi yang telah kita susun
bersama walaupun pada akhirnya kita harus meraihnya dengan jalan masing-masing.
Karena kita telah dihadapkan dalam persimpangan yang tak bisa dilewati
bersama.
Salam hangat dariku yang selalu
merindukanmu dalam sepiku…
Comments
Post a Comment