Skip to main content

Surat - 1



Jakarta, 11 Oktober 2012 
Dear Unknown

Hai kau disana bagaimana kabarmu? Kuharap Tuhan senantiasa menjagamu dan melindungimu dimanapun kau berada.
Ingin rasanya aku menemui hari ini, tapi jejakmu masih belum ku ketahui.  Pernahkah kau merasa saat kau terbangun dari tidurmu tiba-tiba perasaanmu jadi kelabu? Mendung menyelimuti harimu? Kau seperti tak bersemangat dan sedih tiba-tiba menyergap. Entah karena efek mimpi buruk yang menghampiri semalam atau sesuatu hal yang tidak kau ketahui yang biasa disebut dengan firasat?
Hari ini aku merasakan hal tersebut dan menjadi samar-samar takut. Aku menantang hari tanpa semangat, tanpa senyum seperti biasanya. Aku merasa aneh, aku merasa ada yang salah. Dan aku semakin ingin menemuimu.
Banyak hal yang aku simpan sendiri, yang hanya ingin ku bagi denganmu. Karena aku merasa hanya kau yang paling mengerti. Bukan mereka yang kadang hanya mendengarkan tapi tak turut merasakan. Aku merasa kau akan berbeda.
Aku merasa kau akan bisa menerima semua kekuranganku. Kekurangan yang tak bisa ku perlihatkan kepada orang lain bahkan Ibu ku sendiri. Aku bersikap kuat, aku mencoba berdiri tegak. Tapi semakin hari aku merasa langkahku semakin terseok-seok. Tak ada bantuan dan aku merasa sendiri tanpa kehadiranmu.
Oke, mungkin kau berpikir aku terlalu melodramatis, aku terlalu mendramatisir keadaan. Tapi saat kau dekat denganku dan aku telah memberitahumu semua kekurangan yang coba ku tambal disana-sini kau akan mulai mengerti.  
Aku tahu, kau tak akan datang dalam waktu dekat ini, tapi ku harap kau datang saat aku belum benar-benar ambruk karena beban yang coba kupikul sendiri.
Aku tahu saat kau datang, aku akan merasa terlengkapi dan terlindungi.
Dan disini aku akan tetap menunggumu…

With love,
Nuergic

p.s : coba dengar cold play – fix you saat membaca suratku ini :)

Comments

Popular posts from this blog

Berbagi Pengalaman : Patah Tulang Lengan Atas Part 2

Bagi yang belum baca part 1, bisa klik link ini http://nuergic.blogspot.co.id/2016/06/berbagi-pengalaman-patah-tulang-lengan.html                                                       Perpindahanku ke rumah sakit yang penuh drama saat itu karena aku seorang yang ngotot untuk pindah ke RS. Teman-teman dekat & teman kerja semua menyarankan untuk menunggu hari selasa saat perban tanganku diganti. Tapi waktu itu aku udah ketakutan setengah mati, vonis satu bulan hanya tiduran saja membuatku takut setengah mati. 

Dancing Under The Rain

source : google Ku pandangi wajahnya yang terlelap, aku terhanyut dalam lamunan. Ku belai rambutnya kemudian dia menggeliat. “Pelor, bangun woy” kusembunyikan rasa gugupku pada teriakku. Dia hanya menggeliat kemudian menarik selimutnya menutupi kepala.

Secangkir Kenangan #2

Courtesy ShutterStock.com “Aku besok mau ke Jogja” Jawabku singkat. Ku lempar pandanganku ke jendela. Tanganku sibuk mengaduk-aduk minuman di depanku. “Sudah malam, kamu aku antar pulang ya” Pria di depanku masih saja berkata lemah-lembut meski ku acuhkan sejak kami bertemu di café ini. Aku menggeleng. “Aku masih pengen disini” “Perlu aku temenin?” “Gak, kamu pulang duluan aja, rumahku kan dekat sini” “Kamu hati-hati ya, jangan pulang larut” Ku lemparkan senyum menenangkan agar dia segera beranjak meninggalkanku. Sebelum pergi pria itu merunduk lalu mengecup keningku singkat. Ku tenggelamkan wajahku pada kedua telapak tanganku. Seharusnya aku tak pernah membiarkan dia memasuki hidupku. Aku telah melukai perasaannya dengan tidak bisa membalas perasaannya. Seharusnya aku memberitahunya, bahwa hati ku telah lama ikut mati bersama kepergian Damar dan aku tak bisa mencintai pria manapun lagi. ---