Skip to main content

Between Love and Dream


Kau buatku menangis untuk kedua kalinya. Kau mengoyak luka lama yang belum sepenuhnya kering. Bahkan tiap kali aku sekedar mampir ke cafe tempat kita sering bertemu masih ku dengar sayup-sayup obrolan kita waktu itu.


“Sayang, mau kah kau menikah denganku?” Kau genggam erat tanganku, memandangku penuh arti. Sedangkan aku terkejut sekali mendengar pertanyaanmu dan refleks menarik tanganku dari genggamanmu.


“Kenapa harus secepat itu? Aku belum siap Ka” aku tak berani memandang matamu, aku hanya menundukkan kepalaku.

Kau mengangkat daguku lembut.

“Kenapa kita harus menunggu lama-lama kalau kita saling mencintai? Bukankah akan lebih indah kalau kau halal untukku?”

Aku berkaca-kaca. Bingung antara memilihmu atau memilih mimpi-mimpiku yang telah kurancang sejak lama.

“aku belum lulus kuliah, aku masih 20 tahun, kamu tahu kan mimpi-mimpi aku? Aku nggak akan bisa meraihnya kalau kita sudah menikah, karena aku tahu kamu pasti keberatan”

Akhirnya tak kuasa aku menahan air mataku lebih lama. Andai kau tahu cintaku padamu juga teramat sangat besar tapi aku juga tak mau kehilangan mimpi-mimpiku.

“Apa bedanya mengajar disana dan disini Nay, sama saja”

“itu salah satu mimpiku Raka, hal yang aku idam-idamkan semenjak aku masuk jurusan pendidikan, tolong mengertilah”

“Kamu yang nggak bisa ngerti aku Nay”

Kau pergi begitu saja meninggalkanku. Aku tahu kau marah dan aku tahu pasti kau kecewa. Tapi sejak awal kau sudah ku peringatkan, Apapun yang terjadi mimpi-mimpi itu yang akan aku dahulukan. Raka, andai kau tahu aku juga sangat mencintaimu, tapi lagi-lagi mimpiku terlalu berharga untuk aku tinggalkan. Maaf telah menyakitimu, sayang.

2 hari setelah kejadian itu kau meminta bertemu di cafe biasanya. Aku senang kau menghubungiku kembali karena telpon dan smsku tak kau acuhkan. Aku yakin kamu pasti mengerti aku. Senyum tak lepas dari bibirku sejak aku berangkat dari kampus menuju cafe langganan kita. Bahkan aku masih tetap tersenyum walaupun kau terlambat 30 menit dan aku sudah menghabiskan segelas jus stroberi kesukaanku.

Tapi, saat aku melihat ekspresi diwajahmu ketika kau datang. Aku tahu akan ada berita buruk yang ku dapat.

“Nay, kau sudah mempertimbangkan permintaanku?” tanya Raka, tak ada basa-basi dan tanpa senyum. Keseriusan terukir jelas diwajahmu.

Aku menghela napas sebelum menjawab pertanyaan Raka. “Kamu nggak bisa nunggu aku lulus 2 tahun lagi dan mencicipi mimpiku selama setahun?”

“Aku nggak bisa Nay” kata-katamu sangat tegas dan sangat menohok hatiku. “Kalau kau lebih memilih mimpimu aku yang akan mundur”

“Baik, kalau itu mau kamu, lanjutkan jalanmu dan aku akan tetap merajut mimpiku”

Kali ini aku yang meninggalkanmu termangu. Aku tak mau kau melihat airmataku untuk kedua kalinya. Aku tahu 3 tahun bukan waktu yang singkat. Kalau kau tak mengerti seberapa penting mimpi itu untukku, bagaimana bisa kita menghabiskan waktu bersama hingga tua bila kita tak mengerti hati masing-masing?

Sesampai dirumah,air mataku sudah kering. Kunyalakan notebooku lalu ku koneksikan dengan internet. Kembali ku baca satu persatu blog pengajar muda. Sedikit demi sedikit aku mulai bisa melupakan pertemuan kita dan membuat api mimpiku lebih membara dan berakar kuat dalam hatiku. Aku akan menjadi salah satu dari para pengajar itu, yang tak mengharapkan imbalan atas kebaikan dan ketulusan mereka dalam mengajar dan membuat si buta aksara bisa membaca. Hidup sederhana dan bertemankan alam. Aku tahu itu tak mudah, aku tahu banyak yang mencemooh dan tak percaya pada mimpiku tersebut. Bahkan ibuku menentang keras keinginanku.

Akan ku buktikan padamu Raka dan pada semua orang bahwa aku bisa berharga dan berguna untuk negeri tercintaku. Walau sekarang aku harus merelakan cintamu demi mimpiku, aku percaya akan ada cinta yang lain yang bisa mengerti aku dan mendukung mimpiku. Ahh.... kembali air mata tak kuasa terbendung saat mengingat perpisahan kita.

2 bulan berlalu tanpamu, aku masih merindukamu dan cinta ini juga masih sama untukmu belum berkurang sedikitpun. Tapi cintamu sudah menguap saat kita bertemu lagi.

Kulihat kau ragu saat aku mulai mendekatimu di cafe tempat biasa kita bertemu.

“Hai Nay” kau menyapaku kikuk.

“Hai Raka, bagaimana kabarmu?”

“Aku baik, aku mengajakmu bertemu karena ada sesuatu yang ingin aku sampaikan” kau diam sejenak dan aku pun juga. “Aku akan menikah bulan depan”

Suaramu bagai petir disiang bolong, aku kaget, napasku tercekat.

“dengan siapa?”

“aku menjalani taaruf dengannya setelah kau menolak lamaranku, kami cocok dan setuju untuk melangsungkan pernikahan bulan depan”

Begitu mudahnya kau berpaling dan melupakan cinta kita. Aku tersenyum mencoba ikhlas menerima keputusanmu.

“Selamat ya Raka, aku pasti akan datang”

“Ini undangannya, kau orang pertama yang mendapatkannya, aku baru akan menyebar undangan akhir minggu ini”

Kuterima undangan darimu dan ku lirik sekilas.

“Baiklah Nay, hanya itu yang ingin aku sampaikan padamu, aku pamit dulu masih banyak yang mesti ku urus”

“Iya, aku ada janji lain dengan temanku disini, hati-hati di jalan Raka”

Aku tak melepas bayanganmu sampai kau benar-benar menghilang ditelan pintu. Kupandangi dengan seksama undangan yang kau berikan padaku. Andai saja aku menerima lamaranmu waktu itu, pastilah namaku yang akan tercetak dalam undangan itu. Tapi aku tak pernah menyesali keputusanku. Karena mimpi itulah yang membuatku bergairah dan bersemangat menjalani hariku setelah hari-hari kelabu dimana hidupku terlunta-lunta tak punya tujuan dan hilang arah.

Kumasukkan undangan darimu kedalam tasku saat kulihat sosok yang ku kenal memasuki cafe dan celingukan mencariku. Kulambaikan tanganku dan dia tersenyum.

“Sorry Nay gue telat, gue harus ikut remedial tadi” Kata Evan ngos-ngosan. Lalu menyerobot minumanku begitu saja. “Sorry haus” Evan nyengir jenaka setelah menandaskan minumanku digelas.

“Gak apa-apa asal diganti segelas penuh lagi”

Dengan Evan aku bisa lebih santai dan menjadi diriku apa adanya.

“Siap deh gan, baru dapat honor ngeliput gue”

“berarti bisa ditraktir makan juga nih”

“makan siang kan udah lewat, emang lu belum makan?” aku mendengar sedikit rasa khawatir disuara Evan.

Aku tertawa. “Sudah kok, Cuma bercanda doank, takut jatah makan seminggumu berkurang ya?”

Evan ikut tertawa bersamaku. “Nggaklah, emang lu makannya seberapa sih”

“Jangan salah, gue makannya banyak lho”

“Yaudah gue ajak elu cari warteg yang porsi kuli aja biar lu kenyang”

“sialan lu” aku meninju lengan Evan pelan.

Tawa kembali menyelimuti hati kami.

“Gimana besok Van, jadi ngajak gue kesana?”

“jadi, tenang aja, mau dijemput jam berapa?”

“Asik dah dapat ojekan gratis”

“dasar lu muka gretongan”

“maklumlah nasib anak kos ditanggal tua duitnya cekak, lu biasa berangkat jam berapa gue yang nyesuain”

“Kita biasanya sore Nay, ntar gue jemput jam 3 ya”

“Siap kapan aja setiap saat” aku nyengir lebar.

Evan datang dalam hidupku tak disengaja. Dia datang dan menawarkan pintu masuk untukku menyelami dunia baru. Dunia anak jalanan. Dia salah satu pengajar di rumah singgah anak jalanan di daerah lebak bulus. Dari ceritanya aku semakin bersemangat meraih mimpiku karena menemukan teman yang mempunyai tujuan hidup yang sama. Maka, saat dia menawariku bergabung mengajar anak jalanan di bawah fly over Lebak Bulus aku langsung mengiyakan tanpa pikir panjang.

Tak sabar menunggu besok tiba, tak sabar ikut bergabung bersama dengan Evan dan teman-teman lainnya merajut mimpi dan membagi mimpi dengan anak-anak jalanan tersebut. Lepas dari dirimu aku menemukan jalan menuju mimpiku, Raka. Aku masih muda,aku punya banyak mimpi. Lebih banyak hal yang bisa ku kejar selain cinta.

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

How to Create Crossword Puzzle by Using EclipseCrossword

I got a task last weeks from my lecturer to create a crossword using Microsoft word. There’re two ways to make a crossword puzzle using Microsoft word : - Create crossword puzzle using available crossword puzzle template - Create manually using table Both of that way is quite hassle. But, we can try another way that is easier by using EclipseCrossword software. That file size is only 513 KB. You can download the latest software from this official website. Click here for download. If the program has been installed in your computer, let’s go through the steps involved in creating a puzzle of our own.

Berbagi Pengalaman : Patah Tulang Lengan Atas Part 2

Bagi yang belum baca part 1, bisa klik link ini http://nuergic.blogspot.co.id/2016/06/berbagi-pengalaman-patah-tulang-lengan.html                                                       Perpindahanku ke rumah sakit yang penuh drama saat itu karena aku seorang yang ngotot untuk pindah ke RS. Teman-teman dekat & teman kerja semua menyarankan untuk menunggu hari selasa saat perban tanganku diganti. Tapi waktu itu aku udah ketakutan setengah mati, vonis satu bulan hanya tiduran saja membuatku takut setengah mati. 

Surga di Indonesia Timur, Labuan Bajo - Part 1

Sebenarnya liburan ke Labuan Bajo udah tahun lalu banget. Mau nulis ada aja halangannya, (sok) sibuk banget. Jadi, berhubung tahun ini liburan tidak termasuk skala prioritas. Boleh lah yaa, gue mengenang hari-hari paling menyenangkan dalam hidup gue bersama kawan-kawan tercinta. Awal mulanya, karena kita bahagia dan agak sedih karena Aini mau menikah. Sebuah ide muncul untuk liburan paling berkesan, yang gak akan terlupakan. Karena waktu itu kita mikir kalo Aini nikah nanti kita pasti gak bisa liburan bareng, seru-seruan bareng karena repot sama keluarga aka suami dan anak. Jadilah, Aini gak mikirin budget buat honeymoon sama suaminya, tapi liburan bareng aku dan Isna. HAHAHA! Aini nikah akhir desember, awal januari kami mulai booking tiket dan cari open trip labuan bajo untuk bulan Mei. Mana mampu nyewa satu kapal untuk bertiga, karena kami adalah #sobatmisqueen. Long story short, berangkatlah kami tanggal 9 mei dari Jakarta ke Bali, nginep semalam di Bali nyambung pesawat ke la