Skip to main content

Dear Pria Jawa Penyuka Warna Merah


#30HariMenulisSuratCinta Hari Kedua

Hai Mas Alitt, ini adalah surat pertama yang aku tulis dalam proyek #30HariMenulisSuratCinta yang mulai diadakan secara rutin setiap tanggal 14 Januari sampai 14 Februari setiap tahunnya. Belum genap setahun aku mengenal sosokmu Mas. Tapi taukah kamu semenjak aku tak sengaja membaca buku kedua mu entah kenapa aku langsung jatuh hati padamu. Dalam bukumu aku bisa belajar arti kehidupan. Iya, hidup tak melulu bahagia dan tak melulu menyedihkan. Ketika membaca bukumu kadang aku tersenyum simpul, tak jarang tertawa terbahak-bahak hingga perutku kram sampai pada suatu bagian kau berhasil membuatku menangis sesenggukan hingga teman sekamarku khawatir padaku.  

Mulailah setelah aku selesai membaca bukumu aku mencari sosokmu dalam dunia maya.Pertama Ku cari dirimu dalam jejaring social twitter, lalu ku temukann blog sesatmu yang berisi cerita hidupmu. Perjuanganmu dari angka nol hingga kamu menjadi Alitt Susanto yang sekarang. Cerita hidupmu unik Mas. Pelajaran hidup yang kau lalui kau bagi pada kami semua agar kami mampu bercermin dan tak jatuh pada lubang kesesatan yang pernah kau lalui.hehe
Setelah aku menemukan fakta tentangmu, aku menemukan kesamaan dalam hidup kita Mas. Kita sama-sama tumbuh tanpa adanya figure seorang Bapak dan dibesarkan oleh ketegaran seorang Ibu. Kita sama-sama penyuka kucing serta kita sama-sama membiayai kuliah dengan keringat sendiri, tapi bedanya kuliah menjadi prioritasmu yang kadang engkau abaikan karena tuntutan pekerjaanmu sedangkan bagiku kuliah hanya menjadi sambilanku. Karena aku bekerja full time dari Senin-Sabtu dan menikmati bangku kuliah pada hari minggu saja.
Mas Alitt, Aku ingin bertemu denganmu, ingin sekali. Aku ingin bisa bertatap muka dan mendengar suaramu secara langsung. Aku ingin kau bukan hanya menjadi idolaku di dunia maya tapi aku ingin mengenalmu juga dalam dunia nyataku.
Ada satu yang aku sayangkan tentang hidupmu adalah kenapa kau tidak segera menyelesaikan skripsimu Mas? Memakai Toga dan resmi menjadi sarjana. Ahh…. Aku lupa, bukankah lebih baik lulus diwaktu yang tepat daripada lulus tepat waktu? Kamu memang pinter ngeles Mas, Bajaj Bajuri saja kalah. Muehehe..
Satu doaku untukmu selain kau segera lulus adalah semoga kau menemukan wanita yang tepat Mas. Wanita yang melihatmu sebagai Alitt Susanto tanpa embel-embel kesuksekan yang kau peroleh sekarang. Merawatmu dan membuatkan hidangan bergizi sehingga tidak hanya indomie atau sajian warteg yang kau santap setiap hari. Kemudian tubuhmu menjadi lebih berisi dari sekarang.
Salam untuk Sundae ya Mas. Oya, bagaimana kabar Picolo Mas? Aku turut sedih ketika tau dia pergi. Mungkin dia sedang tergila-gila pada kucing lain sehingga dia meninggalkanmu Mas. Iya, Picolo mengejar cintanya Mas :’)
Itu saja yang ingin kusampaikan padamu Mas, terima kasih kalau kau sudah membaca suratku ini. Aku baru latihan menulis Mas, jadi harap maklum bila tulisanku kurang bagus dan belum teratur.
Selamat malam Mas Alitt, semoga kita bertemu ya, walau hanya dalam mimpi saja.
Salam hangat dari salah satu pengagum pribadimu,
-@NuerGic-

Comments

Popular posts from this blog

Berbagi Pengalaman : Patah Tulang Lengan Atas Part 2

Bagi yang belum baca part 1, bisa klik link ini http://nuergic.blogspot.co.id/2016/06/berbagi-pengalaman-patah-tulang-lengan.html                                                       Perpindahanku ke rumah sakit yang penuh drama saat itu karena aku seorang yang ngotot untuk pindah ke RS. Teman-teman dekat & teman kerja semua menyarankan untuk menunggu hari selasa saat perban tanganku diganti. Tapi waktu itu aku udah ketakutan setengah mati, vonis satu bulan hanya tiduran saja membuatku takut setengah mati. 

Dancing Under The Rain

source : google Ku pandangi wajahnya yang terlelap, aku terhanyut dalam lamunan. Ku belai rambutnya kemudian dia menggeliat. “Pelor, bangun woy” kusembunyikan rasa gugupku pada teriakku. Dia hanya menggeliat kemudian menarik selimutnya menutupi kepala.

Secangkir Kenangan #2

Courtesy ShutterStock.com “Aku besok mau ke Jogja” Jawabku singkat. Ku lempar pandanganku ke jendela. Tanganku sibuk mengaduk-aduk minuman di depanku. “Sudah malam, kamu aku antar pulang ya” Pria di depanku masih saja berkata lemah-lembut meski ku acuhkan sejak kami bertemu di cafĂ© ini. Aku menggeleng. “Aku masih pengen disini” “Perlu aku temenin?” “Gak, kamu pulang duluan aja, rumahku kan dekat sini” “Kamu hati-hati ya, jangan pulang larut” Ku lemparkan senyum menenangkan agar dia segera beranjak meninggalkanku. Sebelum pergi pria itu merunduk lalu mengecup keningku singkat. Ku tenggelamkan wajahku pada kedua telapak tanganku. Seharusnya aku tak pernah membiarkan dia memasuki hidupku. Aku telah melukai perasaannya dengan tidak bisa membalas perasaannya. Seharusnya aku memberitahunya, bahwa hati ku telah lama ikut mati bersama kepergian Damar dan aku tak bisa mencintai pria manapun lagi. ---