Entah sejak kapan aku berhenti mengikuti jejakmu di jejaring sosial. Tak sesering dulu dalam mengingatmu. Tahukah kamu arti semua ini? Iya, perasaanku mulai menyerah.,Karena kau tak pernah mau mengerti. Sejak percakapan kita selalu berakhir dengan perbedaan pendapat. Sesuatu yang terlalu cepat dimulai akan berakhir dengan cepat pula, begitu kata orang. Tapi aku tak menyetujuinya dulu. Karena ku pikir dengan kau semuanya tak akan pernah berakhir. Terlalu naifkah aku? Atau aku hanya terjebak dalam bayangan semu sebuah cinta? Atau yang ku pikir itu cinta? Darimu aku belajar banyak hal. Semenjak ku merasa kau memang bukan untukku aku menjadi terlalu masa bodoh dengan jodoh. Aku tak ingin berusaha mencari. Aku tak ingin berusaha mengejar. Kalau memang Tuhan telah menyiapkan jodoh untukku, dengan kekuatan alam yang misterius kami akan ditemukan, magnet alam akan menarik kami satu sama lain sehingga tak pernah terpisah lagi, dalam jarak, dalam ruang waktu maupun dalam perbedaan. ...
A Journal for My Lousy Memory.