Skip to main content

Real Friends do Exist!


Berawal dari liat foto temenku yang summit di Merapi dan keliatan “dekat banget” sama lautan awan, mulai deh tuh kepingin ikut naik gunung. Anaknya kan emang suka nyoba hal baru dan terbawa arus gitu kan yaa.. jadi waktu diajakin buat ke Sindoro ayo aja. Walaupun nggak ada persiapan sama sekali.
Menurut catatan facebook libur lebaran 2013 aku berangkat ke Sindoro bersama teman lama dan temen baru yang jadinya akan jadi teman rasa sodara sepenanggungan di gunung-gunung yang lain. Berangkat tanpa persiapan, sleeping bag aja ga punya jadinya bawa selimut doank, jaket seadanya, sandal gunung boleh minjem. Nekad aja gitu berangkat. Malemnya gak bisa tidur di tenda karena kedinginan jadi waktu diajakin summit aku nggak mau karena pengen lanjut tidur di sleeping bag temenku, HAHAHA! Nggak banget emang, ke gunung nggak summit tapi malah beratin tidur.
Yang kedua udah agak persiapan lah ya, bulan Mei 2014 rencana mau ke Semeru. Beli jaket, beli sepatu, beli sleeping bag, beli carrier, brand new semua saking semangatnya. 
Mau ke Semeru ini banyak dramanya, sumpah asli. Waktu ngajuin cuti dipersulit, dimarahin abis-abisan, eh ga taunya si bos bersekongkol sama temen kantor ngerjain karena gue ulang tahun. Nangis lah gue, terharu. Dikasih surprise sama cuti diacc. Eh begitu mendekati hari H, cuti gue ditarik karena ada kerjaan mendadak, kaburlah gue, bodo amat. Yah, walaupun sampai Malang tetep cari warnet dulu buat beresin kerjaan. Hiks.
Di Semeru tetep nggak summit, lebih milih jaga tenda dan siapin sarapan buat temen-temen yang summit. Tahu kemampuan diri sendiri itu perlu, selama perjalanan menuju kali mati, aku bisa kaya orang hidup kalo jalanannya datar nggak menanjak, bisa bercanda-canda, jalannya paling depan tapi begitu ketemu tanjakan, udah kaya zombi, muka pucet, nafas pendek-pendek, bentar-bentar istirahat. Jadi daripada nyusahin temen di atas sana, mending tau diri jaga tenda aja. Nyesel karena nggak summit? Sama sekali tidak.
Terus ngapain lo ke gunung kalo nggak pernah summit?
Gue suka perjalannya, tujuan naik gunung dari awal juga bukan buat sampai di puncak. Aku suka sensasi saat trekking. Aku menyandu suara angin disela-sela pepohonan, suara serangga, hawa dinginnya, bahkan suara tanah dan kerikilnya saat diinjak sepatu aja aku suka. Sambil berjalan, bisa berpikir dan instropeksi diri, menjadi lebih peka dengan sekitar. Saat naik gunung, aku benar-benar tahu teman-temanku orang yang tulus, selalu ada dan siap membantu. Belajar gotong-royong, saling menyemangati satu sama lain. Kedekatan emosi lebih terasa daripada jalan-jalan ke tempat wisata.
Apalagi waktu di Lawu, beuh.. itu gue terharu banget, banget banget. Kondisi badan lagi gak fit saat mau ke Lawu. Masuk angin dan diarea saat perjalanan. Ku pikir aku udah mendingan dan bisa jalan, ternyata pas sampai pos 1 , keringat dingin tiba-tiba keluar. Waktu aku bilang mau balik aja ke mobil, mereka malah mau bikin tenda dan istirahat di pos 1. Karena nggak mau gue balik ke mobil sendiri. Akhirnya nggak jadi bikin tenda, aku istirahat sebentar sementara mereka bagi isi carrierku. Jadi aku bisa sampai pos 3 Lawu tanpa bawa carrier.
Post ini aku dedikasikan untuk kawan-kawan “muncak”. Yang bener-bener bikin aku merasa nggak sendiri dan real friends do exist! Walaupun setelah patah tulang lengan udah nggak pernah ke gunung sama mereka lagi tapi silaturahmi tetep terjaga saat lebaran.
Mahameru, 2014

Lawu, 2015



doing silly thing together, foto pake tongsis bambu :D
Foto banyak gaya di ranu kumbolo (bonus). 

Nb. : Pernah ke Prau sekali ikut opentrip tahun 2014, tapi kapok. Pesertanya banyak, nggak keurus. Kapok!

Comments

Popular posts from this blog

Berbagi Pengalaman : Patah Tulang Lengan Atas Part 2

Bagi yang belum baca part 1, bisa klik link ini http://nuergic.blogspot.co.id/2016/06/berbagi-pengalaman-patah-tulang-lengan.html                                                       Perpindahanku ke rumah sakit yang penuh drama saat itu karena aku seorang yang ngotot untuk pindah ke RS. Teman-teman dekat & teman kerja semua menyarankan untuk menunggu hari selasa saat perban tanganku diganti. Tapi waktu itu aku udah ketakutan setengah mati, vonis satu bulan hanya tiduran saja membuatku takut setengah mati. 

How to Create Crossword Puzzle by Using EclipseCrossword

I got a task last weeks from my lecturer to create a crossword using Microsoft word. There’re two ways to make a crossword puzzle using Microsoft word : - Create crossword puzzle using available crossword puzzle template - Create manually using table Both of that way is quite hassle. But, we can try another way that is easier by using EclipseCrossword software. That file size is only 513 KB. You can download the latest software from this official website. Click here for download. If the program has been installed in your computer, let’s go through the steps involved in creating a puzzle of our own.

Surga di Indonesia Timur, Labuan Bajo - Part 1

Sebenarnya liburan ke Labuan Bajo udah tahun lalu banget. Mau nulis ada aja halangannya, (sok) sibuk banget. Jadi, berhubung tahun ini liburan tidak termasuk skala prioritas. Boleh lah yaa, gue mengenang hari-hari paling menyenangkan dalam hidup gue bersama kawan-kawan tercinta. Awal mulanya, karena kita bahagia dan agak sedih karena Aini mau menikah. Sebuah ide muncul untuk liburan paling berkesan, yang gak akan terlupakan. Karena waktu itu kita mikir kalo Aini nikah nanti kita pasti gak bisa liburan bareng, seru-seruan bareng karena repot sama keluarga aka suami dan anak. Jadilah, Aini gak mikirin budget buat honeymoon sama suaminya, tapi liburan bareng aku dan Isna. HAHAHA! Aini nikah akhir desember, awal januari kami mulai booking tiket dan cari open trip labuan bajo untuk bulan Mei. Mana mampu nyewa satu kapal untuk bertiga, karena kami adalah #sobatmisqueen. Long story short, berangkatlah kami tanggal 9 mei dari Jakarta ke Bali, nginep semalam di Bali nyambung pesawat ke la