Skip to main content

Tanpa Judul


Maaf, tanpa ku sadari mungkin aku yang telah menyakitimu.
Semoga kau bahagia dengan orang yang kau cintai.

Ku klik tombol send. Aku hanya berani mengirim permohonan maaf itu lewat email. Karena aku takut menerima balasannya saat ini juga. Aku turut bahagia dia telah menemukan wanita yang bisa membahagiaakannya dan menjaga perasaannya walaupun dalam hati sesungguhnya sedih luar biasa yang aku rasakan.memang salahku yang menyia-nyiakan kesempatan yang dia tawarkan padaku. Karena aku terlalu takut untuk melangkah. Sisa-sisa memori masa laluku masih menghantuiku. Dan bila aku belum bisa berdamai dengan masa laluku aku tidak akan bisa menggapai masa depanku.
Ku tutup laptopku dan bergegas ke kasur. Aku lelah menghadapi hari ini. Tapi mataku tak bisa diajak kompromi. Aku gusar diatas tempat tidur. Semua kenangan tentang dirinya menghantuiku malam ini. Aku yang merasa tersakiti, merasa ditinggalkan dan sangat menyedihkan. Tapi aku sadar bukan aku saja yang merasakannya diapun demikian. Ternyata ego kami sama-sama besar dan karena itulah kami tersiksa dengan perasaan masing-masing.
Ak  umenyesal dengan emailku tempo hari yang menyalahkan dirinya atas semua yang telah terjadi antara kami tanpa melihat kesalahanku juga. Mungkin kata-kataku terlalu kasar dan wajar bila dia marah padaku dan tak memaafkanku.aku harus legowo. Menerima hukuman atas kesalahan yang telah aku buat sendiri.
Setelah sekian lama aku mencoba menjauh darinya. Semakin hati ini terlalu kuat menuju dirinya. Ternyata hanya dia yang ku sayangi. Setelah ku coba membuka hati untuk orang lain. Hanya dia yang selalu hadir dalam mimpi-mimpiku. Dia orang yang membuatku bermimpi memiliki keluarga sempurna dimasa datang, bukan seperti keluarga yang ku punya sekarang. Yang ku anggap mimpi buruk dan ingin ku hindari sejauh mungkin. Tapi sekarang aku sadar sebuah keluarga yang ingin ku bangun dengannya  merupakan mimpi untukku. 
Pintu kesempatan itu sudah tak bisa ku masuki meskipun aku mencoba mengetuknya beribu kali. Ku harap dia bahagia dengan pilihannya. Dan semoga aku bisa membangun keluarga impianku walaupun bukan dia yang akan menjadi partnerku. Biarlah rasa sayangku untuknya tetap ada didalam hatiku.karena sebesar apapun usahaku melupakannya tak kan pernah bisa mengalahkan perasaanku untukknya.

Comments

  1. good job, like this eo, hahaha....
    curcol yak?????

    ReplyDelete
  2. aku gawe tulisan iki jam 1 bengi coy....
    lagi galau tingkat akut.hehe

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Berbagi Pengalaman : Patah Tulang Lengan Atas Part 2

Bagi yang belum baca part 1, bisa klik link ini http://nuergic.blogspot.co.id/2016/06/berbagi-pengalaman-patah-tulang-lengan.html                                                       Perpindahanku ke rumah sakit yang penuh drama saat itu karena aku seorang yang ngotot untuk pindah ke RS. Teman-teman dekat & teman kerja semua menyarankan untuk menunggu hari selasa saat perban tanganku diganti. Tapi waktu itu aku udah ketakutan setengah mati, vonis satu bulan hanya tiduran saja membuatku takut setengah mati. 

Dancing Under The Rain

source : google Ku pandangi wajahnya yang terlelap, aku terhanyut dalam lamunan. Ku belai rambutnya kemudian dia menggeliat. “Pelor, bangun woy” kusembunyikan rasa gugupku pada teriakku. Dia hanya menggeliat kemudian menarik selimutnya menutupi kepala.

Secangkir Kenangan #2

Courtesy ShutterStock.com “Aku besok mau ke Jogja” Jawabku singkat. Ku lempar pandanganku ke jendela. Tanganku sibuk mengaduk-aduk minuman di depanku. “Sudah malam, kamu aku antar pulang ya” Pria di depanku masih saja berkata lemah-lembut meski ku acuhkan sejak kami bertemu di cafĂ© ini. Aku menggeleng. “Aku masih pengen disini” “Perlu aku temenin?” “Gak, kamu pulang duluan aja, rumahku kan dekat sini” “Kamu hati-hati ya, jangan pulang larut” Ku lemparkan senyum menenangkan agar dia segera beranjak meninggalkanku. Sebelum pergi pria itu merunduk lalu mengecup keningku singkat. Ku tenggelamkan wajahku pada kedua telapak tanganku. Seharusnya aku tak pernah membiarkan dia memasuki hidupku. Aku telah melukai perasaannya dengan tidak bisa membalas perasaannya. Seharusnya aku memberitahunya, bahwa hati ku telah lama ikut mati bersama kepergian Damar dan aku tak bisa mencintai pria manapun lagi. ---