Aku tak pernah memikirkan lagi
orang yang sudah melangkah keluar dari hidupku. Bagiku masa lalu ada di belakang dan tak
seharusnya diseret-seret menuju masa depan. Tapi semua teoriku tersebut terpatahkan olehmu.
Aku tak tahu bagaimana rasa ini masih ada meskipun kamu sudah melangkah keluar
dari hidupku bertahun-tahun yang lalu. Kamu bukan cinta pertamaku, tapi entah
kenapa mendengar namamu saja hatiku bergetar tak karuan.
Aku sedang iseng mengunjungi pusat
perbelenjaan saat ku dengar seseorang meneriakkan namamu. Tetap saja hatiku
mencelos mendengarnya. Nama Raka tak hanya dimiliki olehmu tapi bagaimana bisa
aku selalu berharap itu kamu. Dengan ragu aku menoleh pada sumber suara. Dan jantungku
seperti berhenti berpacu, itu kamu. Aku mengerjapkan mataku dan melihat lagi ke
arahmu, sesosok pria itu memang kamu.
Tatapan kita bertemu. Aku membeku
dan kamu masih diam ditempatmu.
“Bagaimana kabarmu Ra?”
Kamu duduk di depanku bersama
secangkir cappuccino pesananmu.
Masih
mencintaimu. “Aku baik, aku nggak tau kamu ada di Jakarta lagi”
“Aku baru sekitar sebulan di
Jakarta”
Bibirku membentuk huruf O tanpa
suara.
“Bagaimana love life mu Ra?”
Belum
ada yang special semenjak kamu memutuskan pergi.
“Nothing special Ka, kamu sendiri?”
“Masih sering memikirkanmu”
Aku menatapmu tak percaya.
“People come and go, but you still
stay Ra here” kamu menunjuk dadamu, “I love you, I always do”
“Are you sure?” suara ku bergetar,
menahan perasaan luar biasa yang entah apa namanya.
Kamu mengangguk mantap.
“Ini cara kamu mempermainkan
perasaanku Raka? 3 tahun lalu kamu pergi tanpa memikirkanku, memikirkan
hubungan kita. Beratus kali aku memohon supaya kamu tinggal kamu tak pernah
mendengarkanku. Dan sekarang dengan mudahnya kamu bilang kamu masih cinta aku?
That’s bullshit!”
“Maaf Fara, maaf karena aku egois
dan tak memikirkan perasaanmu dulu tapi kamu harus tahu selama tiga tahun itu
hanya kamu yang ada dipikiranku”
“Selama tiga tahun kamu tidak
menjalin hubungan istimewa dengan gadis lain?”
Kamu diam. Mana bisa kamu bisa tahan hidup tanpa ada
wanita di sisimu!
“Beri aku kesempatan kedua Ra”
Aku
ingin Raka, aku ingin sekali memberimu kesempatan kedua tapi akankah kamu
dengan mudahnya meninggalkanku lagi?
“Aku janji nggak akan pernah
ninggalin kamu lagi” kata Raka seolah bisa membaca pikiranku.
“Beri aku waktu”
Kamu tampak kecewa, namun kamu
tetap tersenyum.
“Take your time, aku akan tetap
disini dan nggak akan pergi lagi”
---
“Kenapa harus pergi Raka? Kamu bisa
memilih pekerjaan apapun yang kamu sukai disini” untuk terakhir kalinya aku
menanyakan keputusanmu untuk pergi.
“Aku bisa gila disini Ra, please
mengertilah”
“Apa ada yang salah dengan hubungan
kita?”
“Tidak ada sangkut pautnya dengan
kita, aku bosan dengan hidupku yang begini-begini saja Ra”
“Kamu mencintaiku?”
“Yes, I love you, I always do”
Ku ingat kembali pertemuan
terakhirku dengan Raka di bandara 3 tahun lalu. Tidak ada kata putus diantara
kami, namun juga tak ada kejelasan dalam hubungan kami. Aku tak bisa membohongi diriku sendiri, aku
masih mencintainya. Selama 3 tahun ini aku berkali-kali berkencan dengan teman
pria ku tapi tak ada yang berhasil mengajakku melanjutkan kencan kedua. Semua pria
selalu ku bandingkan dengan Raka, dan mereka semua tak ada yang seperti Raka.
---
“Raka, aku nggak bisa memberikan
hatiku lagi untukmu”
Kamu menghadiahiku tatapan terluka.
Kita bertemu lagi ditempat yang sama, secangkir cappuccino masih menemanimu.
“Bagaimana bisa aku memberikan
hatiku lagi padamu kalo kamu tak pernah mengembalikannya padaku Raka?”
Kamu menatapku bingung lalu senyum
manis tersungging di wajahmu. Kamu mencium tanganku dan kupu-kupu di perutku
terbang kegirangan.
Comments
Post a Comment