Skip to main content

PENCERAHAN DI AWAL BULAN JULY


Sebelumnya aku malas sekali membaca buku motivasi. Mereka Cuma bisa omdo alias omong doank. Mereka dengan gampangnya memberikan semangat dengan kata-kata mereka yang “memotivasi” itu, padahal prakteknya susahnya minta ampun. Tapi kemarin aku iseng baca buku tersebut karena bosan baca-baca chicklit yang menceritakan kehidupan glamour yang berakhir bahagia. aku langsung membuka halaman tengah buku. Judulnya “Behentilah Jadi Gelas” . disitu diceritakan ada seorang murid yang ditegur gurunya karena terlihat murung selama beberapa hari. Kemudian murid tersebut menceritakan bahwa masalah tak henti-hentinya menerpa hidupnya. Sang guru pun akhirnya menyuruh muridnya untuk mengambil dua genggam garam dan segelas air. Murid tersebut tetap mematuhi perintah gurunya walapun dalam hati dia bertanya-tanya “ mau buat apa sih?” . Murid segera menemui gurunya setelah mendapatkan apa yang diperintah gurunya. Sang guru kemudian menyuruhnya memasukkan segenggam garam pada segelas air.
“aduk, dan minum airnya nak!” perintah sang guru.
“iyaaaksss…. Pasti asin sekali, apa sih maksudnya pak guru, geje banget” keluh sang murid dalam hati. Mana berani dia ngomong gitu sama gurunya? Tapi kalo anak sekarang pada berani-berani ya, mungkin kalo anak sekarang ga pake dibatin lagi langsng deh diprotes. tapi dalam hal ini si murid masih penurut dan bukan tukang ngeluh. *abaikan
Si Murid meminum air tersebut sedikit dan meringis.
“asin sekali pak, saya jadi mual” kata murid.
“bawa segenggam garam itu dan ikut denganku” ajak sang guru sambil tersenyum misterius.
“mau dibawa kemana aku? Apa garam ini ma dipake untuk mengusir hantu?” batin si murid sambil bergidik ngeri. Maklum saja baru-baru ini ada penampakan kolor ijo dan pocong terbang disekitar kampungnya. Kok makin ngawur aja ni ceritanya.hihihi
Lanjut!
Sang murid mengikuti gurunya dan sampailah mereka di tepi danau yang jernih sekali airnya.
“ taburkan garamnya di air danau ini nak”perintah sang guru. Sambil mengangguk sang murid menaburkan garamnya.
“ sekarang minumlah air danau itu”
Murid menggangguk lagi. Mulutnya berasa ga enak banget abis minum air asin, mau meludah kan gak sopan ada gurunya. Tapi dalam hati murid tersebut ragu. Pernah ada yang pup disini gak ya? Ada yang nyuci baju disini gak ya? Semoga rasa airnya ga aneh ya Allah. Murid pun lebih mendekat ke danau dan mengambil air dengan menelangkupkan tangannya.
“aaaaah” rasa air yang begitu segar membuat sang murid melupakan keraguan yang menyelimutinya barusan berkali-kali dia meminum air tersebut sampai rasa asin dimulutnya hilang.
“bagaimana rasanya?” tanya sang guru
“segar sekali guru”
“terasakah garam yang kau taburkan tadi? Tanya sang guru lagi
“sama sekali tidak terasa guru” jawab si murid
“Nak, segala masalah dalam hidup ini seperti segenggam garam, tidak kurang tidak lebih. Banyak masalah dan penderitaan yang harus kau alami sepanjang hidupmu sudah ditentukan oleh Allah SWT, sesuai untuk dirimu, jmlahnya tetap, segitu-segitu saja, tidak berkurang dan tidak bertambah. Setiap manusia yang lahir dan hidup di dunia pun demikian. Tidak ada satupun manusia, walaupun dia seorang nabi yang bebas dari penderitaan dan masalah”
Si murid terdiam, mendengarkan. Sang Guru pun melanjutkan nasihatnya
“Tapi nak, rasa ‘asin’ dari penderitaan yang dialami itu sangat tergantung dari besarnya hati yang menampungnya. Jadi, supaya kam tidak merasa menderita , berhentilah jadi gelas. Jadikanlah kalbu  dalam dadamu itu sebesar danau”
Nah… bagi temen-temen yang merasa kok masalah nggak berhenti datang dalam hidup aku ya? Emang salah apa sih aku sampai aku harus menanggung beban hidup yang tiada habisnya?. Sorry ya kalo kata-kata gue lebay. Lebay bolehlah asal gak alay. Itu aturan gue sendiri nggak boleh protes. ^^)v
Dengerin tadi Guru ngomong apa, bukannya gue sok bijaksana yah, gue juga ga jarang kok ngeluh kenapa gue selalu dihadapkan dalam masalah. Tapi setelah baca nasihat sang Guru, gue juga jadi mikir, kenapa harus memenjarakan kesedihan dalam hati kita yang segeda gelas yang bikin makin sesek. Jadi bebaskanlah kesedihanmu dengan menjadikan hatimu seluas danau, biar kesedihanmu itu berenang kesana-kemari sampai lelah lalu menguap. Ga nyambung banget ya gambaran gue?hihihi. ga penting lah gambaran gue seperti apa, gue belum terlalu merasakan asam asin rame rasanya hidup jadi belum punya pengalaman yang banyak untuk menggurui kalian. Gue aja masih belajar arti hidup itu apa. Tapi yang jelas dengerin aja nasihat guru itu ya, semoga bermanfaat.
Goodbye sadness, welcome happiness J
Sunday, July 01, 2012 12:22 AM

Comments

  1. menurutku bahasanya masih kurang bagus Rul, en belibet, hheehhe.... #bukanya sotoy yak
    apikan bahasa sing ng duwure.

    ReplyDelete
  2. tararenkyu masukannya cuy :)
    akan tetap semangat menulis :')

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

How to Create Crossword Puzzle by Using EclipseCrossword

I got a task last weeks from my lecturer to create a crossword using Microsoft word. There’re two ways to make a crossword puzzle using Microsoft word : - Create crossword puzzle using available crossword puzzle template - Create manually using table Both of that way is quite hassle. But, we can try another way that is easier by using EclipseCrossword software. That file size is only 513 KB. You can download the latest software from this official website. Click here for download. If the program has been installed in your computer, let’s go through the steps involved in creating a puzzle of our own.

Berbagi Pengalaman : Patah Tulang Lengan Atas Part 2

Bagi yang belum baca part 1, bisa klik link ini http://nuergic.blogspot.co.id/2016/06/berbagi-pengalaman-patah-tulang-lengan.html                                                       Perpindahanku ke rumah sakit yang penuh drama saat itu karena aku seorang yang ngotot untuk pindah ke RS. Teman-teman dekat & teman kerja semua menyarankan untuk menunggu hari selasa saat perban tanganku diganti. Tapi waktu itu aku udah ketakutan setengah mati, vonis satu bulan hanya tiduran saja membuatku takut setengah mati. 

Surga di Indonesia Timur, Labuan Bajo - Part 1

Sebenarnya liburan ke Labuan Bajo udah tahun lalu banget. Mau nulis ada aja halangannya, (sok) sibuk banget. Jadi, berhubung tahun ini liburan tidak termasuk skala prioritas. Boleh lah yaa, gue mengenang hari-hari paling menyenangkan dalam hidup gue bersama kawan-kawan tercinta. Awal mulanya, karena kita bahagia dan agak sedih karena Aini mau menikah. Sebuah ide muncul untuk liburan paling berkesan, yang gak akan terlupakan. Karena waktu itu kita mikir kalo Aini nikah nanti kita pasti gak bisa liburan bareng, seru-seruan bareng karena repot sama keluarga aka suami dan anak. Jadilah, Aini gak mikirin budget buat honeymoon sama suaminya, tapi liburan bareng aku dan Isna. HAHAHA! Aini nikah akhir desember, awal januari kami mulai booking tiket dan cari open trip labuan bajo untuk bulan Mei. Mana mampu nyewa satu kapal untuk bertiga, karena kami adalah #sobatmisqueen. Long story short, berangkatlah kami tanggal 9 mei dari Jakarta ke Bali, nginep semalam di Bali nyambung pesawat ke la