Yeay Pindah ke RS yeyy!!
Rabu malam sekitar isya jam tujuh, Aku dianter mbak Kristin, Isna dan Mba Sarti dan satu orang yang tidak ingin disebutkan namanya (aku yang gak mau nyebut sih, wakaka), tiba di RS Siaga Raya. Aini pulang kantor langsung nyusul ke RS juga katanya. Bener banget kata orang yang bilang saudara terdekat saat jauh dari orang tua itu sahabat *nangis terharu* kirim cium jauh buat sahabat-sahabat akooh :* :*
Di RS Siaga Raya menurutku sih pelayanannya cepat, suster-susternya juga ramah dan membantu banget. Aku konsultasi dengan dr. Reza yang udah ahli tulang banget. Setelah melihat hasil rontgenku dr. Reza memintaku menggerak-gerakkan jari-jariku, yang tentunya udah bengkak banget. Jari-jariku bisa digerakkan alhamdulillah walaupun agak susah saking gede banget bengkaknya. Baru setelah itu dokter Reza menjelaskan area patah tulangku itu sangat berbahaya karena dekat dengan syaraf yang mengatur pergerakan pergelangan tangan dan jari-jemari. Jadi, kalau sampai kemarin patahan tulangku yang setajam bambu runcing yang dipakai pejuang-pejuang kita melawan penjajah itu sampai melukai syaraf, pergelangan tangan dan jemariku bisa lumpuh walaupun sifatnya sementara sih, bisa sembuh tapi setahun kemudian, InsyaAllah.
Dokter Reza menjadwalkan operasi ku besok jam 6 pagi (tadinya mau jam 12 siang) lama operasi sekitar dua jam. Biaya operasi disesuaikan dengan kelas kamar yang diambil oleh pasien. Jadi supaya biaya operasinya bisa sedikit lebih "murah" aku ambil kelas satu. Aku menjalani banyak tes sebelum operasi besok. Aku yang takut jarum suntik (baru lihat suster ngeluarin suntikan ajanya udah ngilu) harus menguatkan mental. Pertama aku diambil sampel darahnya, kemudian disuntik di telinga untuk mengetahui lama pendarahan (gitu penjelasan susternya), rontgen dada, tes EKG atau entah lupa namanya, abis itu dikasih obat pencahar. Semua orang yang mengantarku ke RS pulang kecuali Aini karena jam besuk rumah sakit memang sudah abis. Di tulisan ini, aku khusus berterima kasih untuk Aini yang rela cuti kantor dipotong gaji untuk menunggui operasiku, terima kasih untuk tidak membiarkanku sendirian, rela kurang tidur juga karena ada dede bayi yang nangisnya kenceng banget (iya, ada pasien yang abis melahirkan dan bayinya kalo malem rewel abis tapi neneknya baik), dengan sukarela nemenin aku pup di dalam kamar mandi sambil pegangin tanganku yang berat banget dibungkus kayu segede gaban (ampuun, aku pengen ketawa jahat), nangkep aku yang pingsan karena kelelahan ngeden dan beliin fried chicken setelah aku siuman *peluk Aini* (kapan-kapan aku traktir ya kalau hutangku udah lunas :p)
Keeseokan harinya, kamis tanggal 26 Mei 2016 pukul 06.30 kurleb aku masuk ruang operasi. Banyak banget yang di dalem ruang operasi pake seragam ijo-ijo. Aku diajak ngobrol sampai nggak sadar udah dibius dan ketiduran.
Kata Aini, operasiku selesai jam 10, hampir 3.5 jam (lebih lama 1.5 jam dari perkiraan dokter) dan aku baru benar-benar sadar jam 14.30, mungkin bukan efek obat bius tapi aku yang doyan tidur aja, HAHAHA...
Hari jumat, aku sendirian karena Aini, Isna maupun mba Kristin harus kerja. Aku menjalani fisioterapi pertama, berlatih menggerakkan jari-jari, pergelangan tangan, siku dan pundak. Setelah selesai fisioterapi dan kembali ke kamar nenek dede bayi menyuapiku kudapan siang yang disiapkan RS dan seorang Bapak yang menjaga istrinya mengatur makan siangku diatas meja untuk makan dan membereskan makanannya setelah aku selesai makan. Orang baik dan peduli dengan orang lain masih banyak teman-teman :')
Aku keluar dari RS hari sabtu, dan makanan pertama yang aku idam-idamkan setelah aku kembali ke mess adalah indomie goreng #anakkostbanget #akucintaindomie #indomieseleraku.
Begitulah kira-kira pengalaman panjangku mengenai tragedi patah tulang. Selain cerita aku mau bagi tips buat temen-temen yang mungkin sedang membaca blog ini dan mengalami kegalauan mau ke RS atau ke ahli patah tulang, ini tipsnya :
1. Kalau kamu sudah divonis patah tulang, segerakan ke RS untuk dirontgen. Kalau patahnya tidak terlalu parah teman-teman bisa mencoba ke ahli patah tulang untuk alternatif biaya yang lebih murah. Tapi kalau patahnya seperti aku, aku sarankan ke RS aja, ke tempat yang pasti-pasti aja, jangan ke tempat dimana harapanmu digantung. Digantung gebetan aja sakit, apalagi digantung harapan tentang kesembuhan anggota tubuh sendiri.
2. Punyailah asuransi, aku punya asuransi tapi lucky me baru bisa dipakai bulan ini karena baru ttd persetujuannya sehari sebelum tragedi ulang tahun. Kalau teman punya BPJS mungkin bisa mencoba ke RSU, tapi ya resikonya nggak segera ditangani (true story, cerita teman)
3. Kesembuhan itu datangnya dari keyakinan. Mau dirawat di ahli tulang mau di RS kalau kamu nggak yakin dan nggak optimis untuk cepat sembuh ya sembuhnya lama. Dan yang paling utama berdoa pada Tuhan YME.
4. Semakin lama kamu membiarkan patah tulangmu dan tidak segera dirawat, semakin lama sembuhnya. Contohnya aku, karena seminggu tidak diapa-apain dan dibebat lurus gitu terus sekarang otot sikunya jadi kaku, dan harus fisioterapi 3x seminggu selama 3 bulan. Hari ini fisioterapi udah bisa pegang hidung dan dagu tapi keesokan harinya tangannya udah kaku lagi nggak bisa pegang hidung. Perlu kesabaran dan latihan (kudu tahan sakit) supaya otot siku berfungsi normal.
5. Tips terakhir adalah hati-hati jangan sampai kejadian patah tulang. Berdoa kalau mau kemana-mana dan ngapain aja biar selalu dalam lindungan-Nya. Percayalah, kalian tidak akan pernah mau mengalami apa yang telah aku alami.
At the end of the story, Aku mau berterima kasih untuk sahabat dan teman yang support aku dan doain aku supaya cepat sembuh. Tanpa support kalian mungkin aku nggak sepositif sekarang. Dan untuk Ibu, walaupun aku kasih taunya telat semoga Ibu nggak marah ya jadi Allah juga nggak ikut marah sama aku ya Bu, aku sayang Ibu :* :* :*
Special thanks to special crew :
Aini : Seksi rempong
Isna : Bendahara
Mbak Kristin : Seksi wira-wiri
Mba Sarti : Seksi banget lah pokoknya :* :*
Rabu malam sekitar isya jam tujuh, Aku dianter mbak Kristin, Isna dan Mba Sarti dan satu orang yang tidak ingin disebutkan namanya (aku yang gak mau nyebut sih, wakaka), tiba di RS Siaga Raya. Aini pulang kantor langsung nyusul ke RS juga katanya. Bener banget kata orang yang bilang saudara terdekat saat jauh dari orang tua itu sahabat *nangis terharu* kirim cium jauh buat sahabat-sahabat akooh :* :*
Di RS Siaga Raya menurutku sih pelayanannya cepat, suster-susternya juga ramah dan membantu banget. Aku konsultasi dengan dr. Reza yang udah ahli tulang banget. Setelah melihat hasil rontgenku dr. Reza memintaku menggerak-gerakkan jari-jariku, yang tentunya udah bengkak banget. Jari-jariku bisa digerakkan alhamdulillah walaupun agak susah saking gede banget bengkaknya. Baru setelah itu dokter Reza menjelaskan area patah tulangku itu sangat berbahaya karena dekat dengan syaraf yang mengatur pergerakan pergelangan tangan dan jari-jemari. Jadi, kalau sampai kemarin patahan tulangku yang setajam bambu runcing yang dipakai pejuang-pejuang kita melawan penjajah itu sampai melukai syaraf, pergelangan tangan dan jemariku bisa lumpuh walaupun sifatnya sementara sih, bisa sembuh tapi setahun kemudian, InsyaAllah.
Dokter Reza menjadwalkan operasi ku besok jam 6 pagi (tadinya mau jam 12 siang) lama operasi sekitar dua jam. Biaya operasi disesuaikan dengan kelas kamar yang diambil oleh pasien. Jadi supaya biaya operasinya bisa sedikit lebih "murah" aku ambil kelas satu. Aku menjalani banyak tes sebelum operasi besok. Aku yang takut jarum suntik (baru lihat suster ngeluarin suntikan ajanya udah ngilu) harus menguatkan mental. Pertama aku diambil sampel darahnya, kemudian disuntik di telinga untuk mengetahui lama pendarahan (gitu penjelasan susternya), rontgen dada, tes EKG atau entah lupa namanya, abis itu dikasih obat pencahar. Semua orang yang mengantarku ke RS pulang kecuali Aini karena jam besuk rumah sakit memang sudah abis. Di tulisan ini, aku khusus berterima kasih untuk Aini yang rela cuti kantor dipotong gaji untuk menunggui operasiku, terima kasih untuk tidak membiarkanku sendirian, rela kurang tidur juga karena ada dede bayi yang nangisnya kenceng banget (iya, ada pasien yang abis melahirkan dan bayinya kalo malem rewel abis tapi neneknya baik), dengan sukarela nemenin aku pup di dalam kamar mandi sambil pegangin tanganku yang berat banget dibungkus kayu segede gaban (ampuun, aku pengen ketawa jahat), nangkep aku yang pingsan karena kelelahan ngeden dan beliin fried chicken setelah aku siuman *peluk Aini* (kapan-kapan aku traktir ya kalau hutangku udah lunas :p)
Keeseokan harinya, kamis tanggal 26 Mei 2016 pukul 06.30 kurleb aku masuk ruang operasi. Banyak banget yang di dalem ruang operasi pake seragam ijo-ijo. Aku diajak ngobrol sampai nggak sadar udah dibius dan ketiduran.
Kata Aini, operasiku selesai jam 10, hampir 3.5 jam (lebih lama 1.5 jam dari perkiraan dokter) dan aku baru benar-benar sadar jam 14.30, mungkin bukan efek obat bius tapi aku yang doyan tidur aja, HAHAHA...
Pen-nya kaya suling yaaa.. |
Hari jumat, aku sendirian karena Aini, Isna maupun mba Kristin harus kerja. Aku menjalani fisioterapi pertama, berlatih menggerakkan jari-jari, pergelangan tangan, siku dan pundak. Setelah selesai fisioterapi dan kembali ke kamar nenek dede bayi menyuapiku kudapan siang yang disiapkan RS dan seorang Bapak yang menjaga istrinya mengatur makan siangku diatas meja untuk makan dan membereskan makanannya setelah aku selesai makan. Orang baik dan peduli dengan orang lain masih banyak teman-teman :')
Aku keluar dari RS hari sabtu, dan makanan pertama yang aku idam-idamkan setelah aku kembali ke mess adalah indomie goreng #anakkostbanget #akucintaindomie #indomieseleraku.
Begitulah kira-kira pengalaman panjangku mengenai tragedi patah tulang. Selain cerita aku mau bagi tips buat temen-temen yang mungkin sedang membaca blog ini dan mengalami kegalauan mau ke RS atau ke ahli patah tulang, ini tipsnya :
1. Kalau kamu sudah divonis patah tulang, segerakan ke RS untuk dirontgen. Kalau patahnya tidak terlalu parah teman-teman bisa mencoba ke ahli patah tulang untuk alternatif biaya yang lebih murah. Tapi kalau patahnya seperti aku, aku sarankan ke RS aja, ke tempat yang pasti-pasti aja, jangan ke tempat dimana harapanmu digantung. Digantung gebetan aja sakit, apalagi digantung harapan tentang kesembuhan anggota tubuh sendiri.
2. Punyailah asuransi, aku punya asuransi tapi lucky me baru bisa dipakai bulan ini karena baru ttd persetujuannya sehari sebelum tragedi ulang tahun. Kalau teman punya BPJS mungkin bisa mencoba ke RSU, tapi ya resikonya nggak segera ditangani (true story, cerita teman)
3. Kesembuhan itu datangnya dari keyakinan. Mau dirawat di ahli tulang mau di RS kalau kamu nggak yakin dan nggak optimis untuk cepat sembuh ya sembuhnya lama. Dan yang paling utama berdoa pada Tuhan YME.
4. Semakin lama kamu membiarkan patah tulangmu dan tidak segera dirawat, semakin lama sembuhnya. Contohnya aku, karena seminggu tidak diapa-apain dan dibebat lurus gitu terus sekarang otot sikunya jadi kaku, dan harus fisioterapi 3x seminggu selama 3 bulan. Hari ini fisioterapi udah bisa pegang hidung dan dagu tapi keesokan harinya tangannya udah kaku lagi nggak bisa pegang hidung. Perlu kesabaran dan latihan (kudu tahan sakit) supaya otot siku berfungsi normal.
5. Tips terakhir adalah hati-hati jangan sampai kejadian patah tulang. Berdoa kalau mau kemana-mana dan ngapain aja biar selalu dalam lindungan-Nya. Percayalah, kalian tidak akan pernah mau mengalami apa yang telah aku alami.
At the end of the story, Aku mau berterima kasih untuk sahabat dan teman yang support aku dan doain aku supaya cepat sembuh. Tanpa support kalian mungkin aku nggak sepositif sekarang. Dan untuk Ibu, walaupun aku kasih taunya telat semoga Ibu nggak marah ya jadi Allah juga nggak ikut marah sama aku ya Bu, aku sayang Ibu :* :* :*
Special thanks to special crew :
Aini : Seksi rempong
Isna : Bendahara
Mbak Kristin : Seksi wira-wiri
Mba Sarti : Seksi banget lah pokoknya :* :*
Comments
Post a Comment