Skip to main content

YOU

Lagi-lagi tatapan mata kita beradu. Ku mohon jangan tatap aku lagi seperti itu. Karena tatapanmu menghidupkan kembali perasaan yang telah ku kubur dalam-dalam.
Jangan tatap aku seperti itu lagi kalo kau masih ragu untuk memilihku. Karena aku bukan pilihan.
Bila kau bimbang jangan pernah memilihku, pilih saja dia.
Aku tak akan sudi jadi yang kedua ataupun menjadi yang pertama tapi masih tetap ada dia dalam otakmu.
Aku tahu dia wanita baik-baik walaupun aku sama sekali tidak mengenalnya dan aku mungkin belum menjadi baik dimatamu. 
Jangan berbicara padaku dengan nada seperti itu. Karena kau hanya akan membangkitkan cintaku yang mati suri itu.
Aku sedang belajar melupakanmu, berusaha menata hatiku. Tapi kenapa semua yang ada padamu selalu mampu menghipnotisku sehingga aku melanggar aturan yang telah ku buat sendiri?
Tatapanmu, nada bicaramu, tawa renyahmu bahkan cengiranmu itu selalu membuat hilang konsentrasiku.
Terlalu dungukah aku karena berusaha mati-matian melupakan cintaku dan mundur secara teratur?
Aku harus tahu kapan harus mundur dan melupakan dan kapan harus maju untuk memperjuangkan.
Tapi karenamu aku ragu dan tetap diam dalam satu titik itu yang kusebut cinta yang akan meleburkan aku dan kamu menjadi kita.
Andai kita berjodoh....



Comments

Popular posts from this blog

Berbagi Pengalaman : Patah Tulang Lengan Atas Part 2

Bagi yang belum baca part 1, bisa klik link ini http://nuergic.blogspot.co.id/2016/06/berbagi-pengalaman-patah-tulang-lengan.html                                                       Perpindahanku ke rumah sakit yang penuh drama saat itu karena aku seorang yang ngotot untuk pindah ke RS. Teman-teman dekat & teman kerja semua menyarankan untuk menunggu hari selasa saat perban tanganku diganti. Tapi waktu itu aku udah ketakutan setengah mati, vonis satu bulan hanya tiduran saja membuatku takut setengah mati. 

Let Me Keep it

Kalau sedang bahagia rupanya aku lupa untuk menulis. Saat Kembali membuka blog yang sudah lama ku telantarkan ternyata aku sudah skip buat catatan akhir tahun dua kali. Aku terlalu egois untuk membagikan kebahagiaanku rupanya. I want to keep them all for me. Aku menikah tahun lalu dengan pria yang ku cintai. Pria yang ku pikir harus ku lupakan, ternyata adalah pria yang mampu membuatku percaya pernikahan itu menyenangkan.