Apakah begini rasanya dicampakkan? Seperti tebu yang telah habis dihisap manisnya? Kamu tidak bisa seperti itu padaku, man! Aku terkikik geli mendegar joke teman pria baruku, padahal setengah mati aku tidak ingin tertawa. Aku melirikmu berharap melihat cemburu di matamu tapi kau malah buang muka saat aku memergokimu sedang menatapku. 1-0, man! Aku tak akan membuatmu merasa menang. Pria di depanku rupanya mulai membicarakan hal lain, diam-diam dia menggenggam tanganku yang terkepal diatas meja. “I love the way you laugh” Aku memasang muka malu-malu khas abege, agar pria di depanku tetap melanjutkan gombalannya. Aku kembali melihat ke arahmu. Oh tidak, siapa wanita yang sedang cipika-cipiki dengan kamu? Apakah dia yang membuatmu mencampakanku? Darahku naik ke ubun-ubun. “Aku pulang” aku beranjak meninggalkan pria di depanku kebingungan. Masih saja aku belum bisa mengalahkanmu karena rasa itu masih ada. Aku masih cemburu. Flash Fiction ini ditulis untuk mengikuti pro...
A Journal for My Lousy Memory.