Kalau sedang bahagia rupanya aku lupa untuk menulis. Saat Kembali membuka blog yang sudah lama ku telantarkan ternyata aku sudah skip buat catatan akhir tahun dua kali. Aku terlalu egois untuk membagikan kebahagiaanku rupanya. I want to keep them all for me. Aku menikah tahun lalu dengan pria yang ku cintai. Pria yang ku pikir harus ku lupakan, ternyata adalah pria yang mampu membuatku percaya pernikahan itu menyenangkan.
Katanya, kalo hidup ini sudah mendekati akhirnya kita akan mendapat firasat. Aku tidak tahu ini firasat atau tidak tapi setiap aku melihat kamarku berantakan aku selalu berpikir aku tidak ingin saat aku mati nanti orang akan makin sedih melihat kamarku yang berantakan. Aku ingin kamarku rapi, jadi sewaktu-waktu seseorang harus masuk kamarku dan membereskan barang-barangku mereka tahu aku sudah hidup dengan baik. Aku tahu banyak dosa yang aku lakukan, kalaupun meninggal sekarang, sudah pasti aku masuk neraka dan disiksa di kubur sambal menunggu kiamat. Tapi aku ingin teman-temanku, orang-orang yang aku pedulikan menilai aku sebagai sahabat yang baik, yang selalu ada saat mereka membutuhkan bantuan atau sekadar ingin didengarkan. Akhir-akhir ini rasanya roller coaster perasaanku teramat sangat menguji nyali. Tapi karena dulu aku tidak sendiri dan hidup Bersama sahabatku, aku sering mendapat distraksi untuk tidak masuk di ruang gelap ini lama-lama. Tapi saat sekarang aku sendirian, gua