Katanya, kalo hidup ini sudah mendekati akhirnya kita akan mendapat firasat. Aku tidak tahu ini firasat atau tidak tapi setiap aku melihat kamarku berantakan aku selalu berpikir aku tidak ingin saat aku mati nanti orang akan makin sedih melihat kamarku yang berantakan. Aku ingin kamarku rapi, jadi sewaktu-waktu seseorang harus masuk kamarku dan membereskan barang-barangku mereka tahu aku sudah hidup dengan baik. Aku tahu banyak dosa yang aku lakukan, kalaupun meninggal sekarang, sudah pasti aku masuk neraka dan disiksa di kubur sambal menunggu kiamat. Tapi aku ingin teman-temanku, orang-orang yang aku pedulikan menilai aku sebagai sahabat yang baik, yang selalu ada saat mereka membutuhkan bantuan atau sekadar ingin didengarkan. Akhir-akhir ini rasanya roller coaster perasaanku teramat sangat menguji nyali. Tapi karena dulu aku tidak sendiri dan hidup Bersama sahabatku, aku sering mendapat distraksi untuk tidak masuk di ruang gelap ini lama-lama. Tapi saat sekarang aku sendirian, gua
Mari kita melanjutkan tradisi akhir tahun yang tahun lalu sempat ke skip karena bingung mau nulis apa. Karena di 2020 we did nothing but to survive. Awal 2021 penuh harapan buat aku, I met someone I truly cared and loved. I had big expectation on us. 2021 means something for me. Tahun di mana aku berani keluar dari zona nyaman aku 12 tahun terakhir. Yes! Aku pindah kerja. For some people, maybe it’s not a big deal. But for me, it’s really really big decision. Di mulai dari pertengahan februari aku positif kena covid19. Dunia aku jungkir balik dibuatnya. Awalnya aku pikir everything’s gonna be okay, but turned out, everything went upside down. Perlakuan orang-orang di sekitarku membuka mataku lebar-lebar. I could see, who really care and who didn’t. aku bisa lihat siapa teman aku sebenarnya dan siapa yang dengan tega menusukku dari belakang. I thought they were family but turned out they were just bunch of snakes in the grass. Covid19 itu seperti penyakit yang dipengaruhi mental kay